MGMP MATEMATIKA SMA KAB.JEMBER BULAN SEPTEMBER 2020

Dihadiri oleh kepala Cabang Dinas Pend.Kab.Jember.

MGMP MATEMATIKA SMA KAB.JEMBER BULAN OKTOBER 2020

Kerjasama dengan FMIPA MATEMATIKA UNIVERSITAS NEGERI JEMBER - PENERARAPAN GEOGEBRA VERSI-6

Rabu, 06 September 2023

MGMP Matematika SMA Jawa Timur Gelar Kompetisi Matematika untuk Meningkatkan Kualitas Peserta Didik dan Pengembangan Ilmu Matematika*


Surabaya, 6 September 2023 - MGMP Matematika SMA Jawa Timur dengan bangga mengumumkan penyelenggaraan Kompetisi Matematika SMA Jawa Timur, sebuah ajang bergengsi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, khususnya peserta didik SMA secara ilmiah. Kompetisi ini juga dirancang untuk memotivasi peserta didik SMA di Jawa Timur dalam menekuni dan mengembangkan ilmu matematika.

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan ilmu matematika melalui kegiatan yang mampu meningkatkan potensi sumber daya manusia. Selain itu, Kompetisi Matematika ini akan memberikan bekal pada generasi muda sebagai potensi sumber daya manusia yang intelektual dalam pengembangan Basic Science.

Manfaat dari Kompetisi Matematika SMA Jawa Timur ini antara lain adalah meningkatkan kemampuan hasil belajar matematika, memacu jiwa bersaing, menguji serta mengasah kemampuan diri dalam bidang matematika, dan memberikan pemahaman lebih dalam tentang matematika. Dengan demikian, peserta diharapkan akan melihat matematika bukan sebagai ilmu pengetahuan yang sulit, tetapi sebagai sebuah seni untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, prestasi dalam kompetisi ini juga dapat menjadi nilai tambah saat masuk ke perguruan tinggi dan saat mengikuti seleksi beasiswa.

Kompetisi Matematika ini akan diselenggarakan dalam beberapa tahap. Tahap penyisihan akan dilaksanakan secara online di sekolah masing-masing. Tahap semi-final dan final akan diselenggarakan secara offline terpusat di Surabaya, dengan dukungan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.

Dewan juri dalam Kompetisi Matematika ini terdiri dari guru dan dosen matematika yang masih aktif mengajar, termasuk dari universitas ternama seperti UNESA, UNAIR, dan ITS. Para juri akan memainkan peran penting dalam menilai dan mengawasi jalannya kompetisi untuk memastikan kualitas dan keadilan.

Ketua MGMP Matematika SMA Jawa Timur, Bapak Mustain, M.Pd, menyampaikan bahwa kompetisi ini akan menjadi ajang yang dapat memfasilitasi peserta didik untuk terus menjadi kreatif dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis mereka. Beliau menekankan bahwa dengan adanya Kompetisi Matematika ini, diharapkan motivasi belajar peserta didik dapat ditingkatkan, terutama dengan pendampingan guru matematika dari masing-masing satuan pendidikan (SMA) di wilayah Jawa Timur.

Kompetisi Matematika SMA Jawa Timur ini diharapkan akan menjadi ajang bergengsi yang memacu minat dan prestasi peserta didik dalam bidang matematika serta berkontribusi pada perkembangan ilmu matematika di Indonesia.



Kamis, 24 Agustus 2023

MGMP Matematika SMA Jawa Timur: Membangun Guru Inovatif, Kreatif, dan Teknologi-Savvy untuk Masa Depan Pendidikan

Surabaya, 24 Agustus 2023 - Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Matematika tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jawa Timur telah memulai perjalanan yang penuh semangat menuju perubahan yang transformatif dalam dunia pendidikan. Dibawah kepemimpinan yang dinamis dan berwawasan, Ketua MGMP Matematika Provinsi Jawa Timur, Bapak Mustain, S.Pd., M.Pd., telah menginisiasi upaya berkelanjutan untuk membentuk para guru yang tak hanya kompeten, tetapi juga inovatif, kreatif, dan adaptif terhadap dinamika perkembangan teknologi.

Sebagai langkah lanjutan, MGMP Matematika Jawa Timur merencanakan pelaksanaan "Training of Trainer Penguatan Kompetensi Guru Matematika SMA". Kegiatan ini tidak hanya akan memungkinkan para guru matematika untuk mengasah keterampilan teknis mereka dalam pemanfaatan teknologi dan media pembelajaran, tetapi juga akan menciptakan lingkungan kolaboratif tempat ide-ide inovatif berkembang, belajar dan berbagi. 

Kolaborasi ini direncanakan akan melibatkan perguruan tinggi dan mengajukan proposal kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia serta bekerja sama dengan Casio Education Indonesia. Langkah ini menandakan tekad kuat MGMP Matematika Jawa Timur untuk mengambil bagian dalam transformasi pendidikan di Indonesia.

Bapak Mustain, S.Pd., M.Pd., dengan penuh semangat mengungkapkan tujuan besar di balik langkah ini, "Kami ingin menciptakan lingkungan pembelajaran yang merangsang rasa ingin tahu siswa, yang menggugah imajinasi, dan memperkaya pemahaman mereka tentang matematika. Teknologi dan media pembelajaran modern bukan sekadar alat, tetapi adalah kunci untuk membuka pintu masa depan yang penuh peluang."

Dalam konteks ini, Syaiful Rahman, S.Pd., M.Pd., seorang peserta ToT Peningkatan Kompetensi Guru Matematika yang diselenggarakan oleh Kemendikburistek RI dan Casio Education Indonesia, memberikan tanggapan inspiratif. "Kegiatan ini sejalan dengan diseminasi program ToT yang dilaksanakan sebelumnya pada bulan Agustus 2023 . Ini menunjukkan bahwa semakin banyak pihak yang sadar akan pentingnya mempersiapkan para guru dalam menghadapi tuntutan pendidikan modern. Berupaya menciptakan generasi yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan, Kurikulum Merdeka telah memprioritaskan sejumlah langkah progresif yang merangkul teknologi".

Lebih dari sekadar memadukan teknologi dengan pembelajaran, inisiatif ini juga mendorong guru-guru matematika untuk bergeser menjadi fasilitator pembelajaran yang mampu memicu minat belajar siswa, memahami kebutuhan unik mereka, dan menyajikan konten yang sesuai. Semangat kolaborasi dan inovasi yang ditanamkan dalam setiap langkah kegiatan ini tidak hanya akan membekali para guru dengan alat yang diperlukan untuk menghadapi tantangan pendidikan modern, tetapi juga akan merangkul perubahan sebagai kesempatan untuk pertumbuhan.

Dengan langkah-langkah berani dan progresif seperti ini, MGMP Matematika SMA Jawa Timur bukan hanya menciptakan guru-guru yang lebih siap menghadapi perubahan, tetapi juga menunjukkan jalan untuk menciptakan generasi pelajar yang siap bersaing di era global yang semakin kompleks dan terhubung. Dengan semangat dan tekad yang tak tergoyahkan, MGMP Matematika SMA Jawa Timur mengukir jejaknya dalam arus perubahan pendidikan, memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan pendidikan yang mampu membimbing mereka menuju masa depan yang cerah dan penuh potensi.

Menuju Pendidikan Unggul: Kegiatan Inovatif Guru Matematika Se-Jawa Timur dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan SMA


Surabaya, 24 Agustus 2023 - Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah mengambil langkah progresif dalam usaha meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Dalam upaya tersebut, melalui Bidang Pembinaan Pendidikan Sekolah Menengah Atas, Dinas Pendidikan menyelenggarakan kegiatan "Telaah Soal Evaluasi Pembelajaran (Diagnostik, Formatif, dan Sumatif) Serta Tes Potensi Skolastik (UTBK)", yang berfokus pada sosialisasi E-KTSP dan E-KOSP.

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah meningkatkan kualitas soal-soal evaluasi pembelajaran di tingkat SMA, termasuk di dalamnya jenis-jenis soal seperti diagnostik, formatif, dan sumatif. Lebih dari itu, persiapan menghadapi Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) juga akan menjadi poin penting dalam kegiatan ini. UTBK memiliki peranan vital bagi siswa SMA yang akan melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi.

Sebanyak 26 guru matematika dari MGMP Kabupaten/Kota di Jawa Timur hadir dalam kegiatan ini. Mereka merupakan perwakilan dari komunitas pendidik yang memiliki tanggung jawab untuk memastikan kualitas pengajaran matematika berada pada tingkat terbaik. Kegiatan ini berlangsung mulai Rabu hingga Sabtu, 23 hingga 26 Agustus 2023. Para peserta melakukan registrasi pada Rabu, 23 Agustus 2023, pukul 13.00 WIB, di Hotel Purnama Batu.

Acara resmi dibuka pada pukul 16.00 WIB di hari yang sama. Hotel Purnama Batu, terletak di Jl. Raya Punten No.1-15, Punten, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, menjadi tempat berlangsungnya kegiatan ini. Dalam suasana kolaboratif, para guru matematika dari berbagai wilayah di Jawa Timur diharapkan akan menghasilkan gagasan dan inovasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan SMA di Provinsi Jawa Timur.

Langkah nyata yang diambil oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dengan mengumpulkan para pendidik dalam kegiatan ini menunjukkan komitmen mereka dalam meningkatkan standar pendidikan. Diharapkan bahwa kegiatan "Telaah Soal Evaluasi Pembelajaran dan Tes Potensi Skolastik" ini akan memberikan dampak positif yang berkelanjutan, memperkaya praktik pengajaran, dan mempersiapkan siswa-siswa SMA untuk menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik.

Dokumentasi : https://web.facebook.com/photo?fbid=1408802882998802&set=pcb.1408804156332008

Minggu, 20 Agustus 2023

Melangkah Menuju Pendidikan Abad 21: Menyemai Keterampilan Melalui Pendekatan STEM

Syaiful Rahman, S,Pd., M.Pd.
Peserta ToT Peningkatan Kompetensi Guru Matematika jenjang Pendidikan Menengah
Ketua MGMP Matematika SMA Kab. Jember

Saat ini kita memasuki era teknologi dan inovasi yang semakin maju, pendidikan juga berubah paradigma. Tidak lagi hanya tentang menghafal fakta dan angka, tetapi lebih pada memupuk keterampilan yang relevan dengan dunia yang terus berkembang. Pendidikan abad ke-21 menuntut peserta didik untuk memiliki keterampilan berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan mampu bekerja dalam tim. Semua ini menjadi pondasi penting untuk menghadapi berbagai tantangan kompleks yang muncul dalam kehidupan modern.

Matematika, dengan segala "daya tarik dan ketakutannya", bukan hanya sekedar mata pelajaran di sekolah. Ia menjadi panggung utama bagi pertumbuhan ilmu pengetahuan lainnya. Tetapi, kenyataannya, keahlian dalam perhitungan dan pemahaman materi belum sepenuhnya mampu membangun keterampilan esensial yang menjadi esensi dari belajar matematika itu sendiri.

Sebagai respon terhadap tantangan ini, muncul pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) sebagai katalisator inovasi dalam dunia pendidikan. Pendekatan ini mengajak peserta didik untuk menjadi penemu, pemecah masalah, dan berpikir secara logis kritis. Lebih dari itu, pendekatan tersebut menggugah peserta didik untuk mengaplikasikan konsep-konsep STEM dalam kehidupan sehari-hari.

Filosofi STEM sejalan dengan semangat Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran yang adaptif, sesuai dengan konteks lingkungan, dan mengarah pada masa depan yang berkelanjutan. Di era revolusi industri 4.0, tujuan pendidikan adalah menciptakan individu yang memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan mampu berkolaborasi. Namun, untuk meraih pencapaian tersebut, diperlukan dukungan dari tenaga pendidik yang mampu mengembangkan diri seiring perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan.

STEM hadir sebagai solusi. Dalam pembelajaran matematika, STEM merangsang keterampilan berpikir kritis dan kreatif melalui produk karya inovatif. Produk-produk ini bukan hanya sekadar jawaban atas masalah dunia nyata yang rumit, tetapi juga wujud dari usaha peserta didik dalam mengasah kemampuan mereka dalam menyelesaikan masalah-masalah yang berdampak nyata.

Namun, tidak bisa diabaikan bahwa penerapan STEM bukanlah tanpa tantangan. Guru-guru kadang mengalami kendala dalam menemukan permasalahan yang tepat untuk dipecahkan serta produk akhir yang memenuhi standar pendekatan STEM. Integrasi keempat disiplin ilmu dalam  Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEAM) juga memerlukan upaya yang serius dalam implementasinya.

Dalam upaya mengatasi tantangan ini, Direktorat Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus bekerja sama dengan Casio Singapore PTE LTD, merancang program peningkatan kompetensi guru di bidang STEM. Panduan yang telah dirancang akan menjadi pemandu bagi semua yang terlibat dalam program ini, memastikan pencapaian tujuan program secara maksimal.

Kegiatan ini diharapkan akan membawa dampak positif dan berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat, serta mendorong peningkatan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia. Dengan semangat inovasi dan tekad untuk memperbaiki pendidikan, pendekatan STEM akan menjelajahi jalan menuju masa depan pendidikan yang lebih terang benderang.

Sabtu, 29 Juli 2023

Membangun Generasi Juara di Olimpiade Sains Nasional Matematika



Dr. Hery Susanto, M.Si
Dosen Matematika Universitas Malang

Olimpiade Sains Nasional (OSN) Matematika adalah ajang bergengsi yang menjadi impian para siswa yang memiliki minat dan bakat di bidang matematika. Di balik keberhasilan siswa-siswa tersebut, terdapat sosok guru dan pembina yang menjadi pilar dalam membimbing mereka mencapai prestasi di level nasional maupun internasional. Salah satu guru dan pembina OSN Matematika yang diakui kehebatannya adalah Dr. Hery Susanto, M.Si, seorang dosen matematika di Universitas Malang.

Sebagai seorang pembina OSN Matematika, Dr. Hery Susanto memiliki beberapa trik dan tips yang efektif dalam membimbing siswa mencapai prestasi gemilang di bidang matematika dan kompetisi OSN. Berikut ini adalah beberapa strategi yang telah ia praktekkan dan berhasil:

  • Menguasai Konsep Materi
    Seorang guru harus memiliki keahlian dalam memahami konsep-konsep matematika dengan mendalam adalah kunci utama untuk menjadi pembimbing yang efektif. Dengan penguasaan materi yang baik, ia dapat dengan jelas menjelaskan dan mengatasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan oleh siswa. Dalam pembelajaran matematika, pemahaman konsep adalah fondasi yang kokoh untuk kemajuan selanjutnya.

  • Berani Menerima Tantangan dan Lepaskan dari Zona Nyaman
    Sebagai seorang guru dan pembimbing menjadi contoh bagi siswa dengan berani menerima tantangan matematika. Ia mengajak siswa-siswanya untuk keluar dari zona nyaman mereka agar dapat berkembang dan maju. Dengan mendorong siswa untuk mengeksplorasi masalah-masalah matematika yang lebih kompleks dan menantang, mereka dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif secara optimal.

  • Ambil Kesempatan untuk Terus Belajar dan Berbagi
    Seorang guru sekaligus pembina OSN menyadari bahwa proses pembelajaran tidak pernah berakhir. Ia selalu mencari kesempatan untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuannya dalam memahami matematika. Selain itu, ia tidak ragu untuk berbagi pengetahuan dan pengalamannya dengan siswa-siswanya. Hal ini menjadi inspirasi bagi mereka untuk terus belajar dan mencapai prestasi lebih tinggi.

  • Strategi Memilih Peserta OSN
    Sebagai pembina OSN Matematika harus memiliki strategi khusus dalam memilih siswa-siswa yang akan mewakili sekolah atau universitas dalam ajang OSN. Ia tidak hanya melihat dari aspek akademik semata, tetapi juga kemampuan siswa dalam berkompetisi dan menghadapi tantangan matematika.

  • Kegiatan Rutin Sanggar Belajar
    Seorang guru memfasilisitasi siswa dengan membentuk kelompok belajar atau sanggar matematika di lingkungan sekolah. Di sanggar ini, ia menempatkan siswa-siswa berpotensi dan memberikan bimbingan khusus untuk persiapan OSN.

  • Latih Soal-Soal Problem Solving dan Problem-Based Learning
    Selain memberikan materi, Guru menyediakan latihan soal-soal problem solving dan problem-based learning bagi siswa. Hal ini bertujuan untuk membantu mereka mengembangkan keterampilan analitis dan kreatif dalam memecahkan masalah matematika.

  • Modifikasi dan Buat Soal OSN
    Guru senantiasa melakukan modifikasi pada soal-soal OSN agar sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Selain itu, ia juga menciptakan soal-soal OSN baru yang menantang untuk dipecahkan oleh para siswa.

  • Membiasakan Mengikuti Kompetisi
    Sebagai langkah untuk meningkatkan pengalaman dan rasa percaya diri siswa, guru harus sering mengajak mereka untuk mengikuti berbagai kompetisi matematika di tingkat lokal maupun nasional.

  • Ulet dan Mau Bertanya
    Guru dapat mendorong siswa-siswanya untuk tetap ulet dalam belajar matematika. Ia selalu siap untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka dengan sabar dan memberikan bimbingan yang tepat.

  • Kolaborasi dan Komunikasi dengan Rekan Guru Pembina OSN dan Dosen
    Guru selalu berusaha untuk bekerjasama dengan rekan guru pembina OSN dan dosen lainnya. Hal ini memberikannya wawasan baru dan ide-ide segar untuk meningkatkan kualitas pembinaan siswa.

Seorang guru memberikan pesan inspiratif kepada siswa-siswanya, bahwa mereka tidak boleh pernah berhenti mencoba dan berusaha menggerakkan potensi mereka sebelum waktu habis. Ia selalu mengingatkan bahwa belajar matematika adalah proses yang memerlukan kesabaran dan ketekunan, dan dengan konsistensi serta usaha maksimal, prestasi gemilang dalam OSN Matematika dapat dicapai.

Sebagai penutup, mari kita renungkan pesan dan motivasi dari perjalanan inspiratif Dr. Hery Susanto, M.Si, seorang dosen dan pembina OSN Matematika. Melalui dedikasi dan semangatnya, beliau telah membuktikan bahwa setiap individu memiliki potensi besar untuk meraih prestasi gemilang dalam bidang yang mereka geluti.

Pesan yang ingin kami sampaikan adalah, jangan pernah meragukan diri sendiri. Setiap langkah kecil yang kita ambil dan setiap usaha yang kita lakukan membawa kita lebih dekat pada kesuksesan. Seperti Dr. Hery Susanto, mulailah dari hal-hal kecil, belajarlah dengan gigih, dan teruslah bergerak maju tanpa kenal lelah.

Matematika, seperti halnya bidang lainnya, memang memerlukan kesabaran dan ketekunan. Namun, jangan pernah menyerah di tengah jalan. Jadikan setiap tantangan sebagai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Ingatlah bahwa setiap kesalahan adalah bagian dari proses belajar, dan setiap usaha adalah langkah maju menuju keberhasilan.

Dalam kehidupan, kita akan dihadapkan pada berbagai kompetisi dan tantangan. Namun, seperti Dr. Hery Susanto mengajarkan, jangan pernah takut untuk berkompetisi. Kompetisi akan membawa kita mengenal lebih dalam potensi diri dan mendorong kita untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Selain itu, mari kita juga mengingat pentingnya kolaborasi dan komunikasi. Dalam perjalanan mencapai impian, tidak ada yang berdiri sendiri. Bersama dengan rekan guru pembina OSN dan dosen, serta dukungan dari teman-teman sebaya, kita akan mampu mengatasi setiap tantangan dengan lebih mudah.

Akhirnya, ingatlah bahwa perjalanan mencapai prestasi dan keberhasilan bukanlah tujuan akhir, tetapi proses yang terus berlanjut. Setiap langkah perjalanan merupakan kesempatan untuk belajar, tumbuh, dan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Jadi, mari kita teruslah bercita-cita tinggi, mengasah kemampuan, dan menggali potensi diri. Dalam diri setiap individu, terdapat kekuatan yang luar biasa untuk meraih prestasi gemilang. Jadilah pribadi yang berani, ulet, dan selalu mencoba yang terbaik dalam setiap kesempatan.

Terinspirasi dari perjalanan hebat Dr. Hery Susanto,M.Si mari kita bergandengan tangan, bersama-sama menciptakan masa depan yang gemilang dengan semangat cinta terhadap matematika dan pengetahuan. Setiap perubahan dimulai dari diri kita sendiri dan saatnya adalah sekarang.

Jangan Pernah Berhenti Mencoba dan Menggerakkan Sebelum Waktu Habis

"Dr. Hery Susanto,M.Si " 

 

Selasa, 27 Juni 2023

Upgrade dan Update Mindset, Skillset, dan Toolset: Kunci Peningkatan Kompetensi yang Interaktif

Syaiful Rahman, S.Pd., M.Pd.
Ketua MGMP Matematika SMA Jember

Di era digital yang terus berkembang, peningkatan kompetensi menjadi kunci untuk tetap relevan dan sukses dalam dunia pendidikan. Bagaimana caranya? Jawabannya adalah dengan melakukan "upgrade dan update" pada tiga hal penting: mindset, skillset, dan toolset. Mari kita jelajahi bagaimana meningkatkan kompetensi secara interaktif dan menarik melalui tiga aspek ini melalui forum MGMP.

Pertama , Mindset : Mindset adalah kerangka pikiran dan keyakinan yang membentuk cara kita berpikir dan bertindak. Untuk meningkatkan kompetensi, penting untuk memiliki mindset yang adaptif dan berorientasi pada pembelajaran. Komunitas pendidikan dapat menjadi tempat yang ideal untuk memperbarui mindset. Dalam komunitas ini, berinteraksi dengan sesama guru yang memiliki pengalaman dan perspektif yang berbeda dapat membuka pikiran kita terhadap pendekatan baru dalam pembelajaran. Diskusi, refleksi, dan pembaruan ide-ide yang didapatkan melalui komunitas dapat menginspirasi perubahan positif dalam cara kita melihat pendidikan dan memahami konsep-konsep pembelajaran.

Kedua, Skillset : Peningkatan kompetensi juga membutuhkan pengembangan skillset yang relevan. Di era digital ini, teknologi pendidikan, alat pembelajaran dan pedekatan pembelajaran terus tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, guru perlu mengembangkan keterampilan digital, seperti penggunaan aplikasi dan platform pembelajaran online, analisis data, dan desain pembelajaran berbasis teknologi dan penguasaan pendekatan pembelajaran tentunya yang relevan dengan kebutuhan peserta didik sesuai jamannya. Komunitas MGMP dapat menjadi tempat untuk belajar dan berbagi pengetahuan tentang perkembangan teknologi terbaru serta strategi pembelajaran yang inovatif. Melalui workshop, pelatihan, atau sesi berbagi praktik baik, guru dapat meningkatkan skillset mereka secara interaktif dan menarik

Ketiga,Toolset : Peningkatan kompetensi juga melibatkan penggunaan alat, media dan sumber daya yang tepat. Di era digital, terdapat beragam alat, media dan teknologi yang dapat mendukung pembelajaran yang lebih efektif, efisien dan menarik. Komunitas MGMP dapat membantu guru dalam mempelajari dan menguasai berbagai alat pembelajaran, seperti perangkat lunak (software ) pembelajaran, aplikasi mobile, atau perangkat keras yang berguna dalam pembelajaran. Melalui pertukaran pengalaman dan saran dari sesama guru, guru dapat memilih dan menguasai alat yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Penggunaan tools sebagai media pembelajaran baik berbasis online atau offline yang tepat akan memperkaya pengalaman belajar peserta didik dan membuka peluang baru untuk kreativitas dalam pembelajaran.

Dalam perjalanan meningkatkan kompetensi kita sebagai pendidik, penting untuk membangun relasi dan berinteraksi dengan komunitas pendidikan yang dinamis. Komunitas MGMP adalah wadah kita dapat saling mendukung, bertukar ide, dan berkolaborasi dalam meningkatkan kompetensi bersama. Kita dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih interaktif dan menarik, serta mempersiapkan generasi mendatang untuk masa depan yang semakin kompleks.

Jadi, mari bergabung dalam komunitas MGMP dan mulailah proses "upgrade dan update" untuk memperbarui mindset, skillset, dan toolset kita. Dengan semangat belajar yang tinggi dan kolaborasi yang erat, kita akan mencapai tingkat kompetensi yang lebih tinggi dan mendorong perubahan positif dalam dunia pendidikan.

Senin, 29 Mei 2023

Salah Kaprah Penggunaan Tunjangan Profesi Guru (TPG): Pentingnya Fokus pada Peningkatan Kompetensi ( Part 2)

Drs. Ponadi, M.Si.
Korwas SMA SMK PKLK Cabdin Pendidikan Prov. Jawa Timur Wil. Kab Jember

Tunjangan Profesi Guru (TPG) telah menjadi salah satu bentuk penghargaan yang diberikan kepada guru dengan sertifikat pendidik. TPG seharusnya menjadi sumber daya yang berharga bagi guru untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas pengajaran. Namun, dalam prakteknya, terdapat kecenderungan yang memprihatinkan dalam penggunaan TPG, yaitu salah kaprah dalam pemanfaatan dana tersebut.
Salah satu masalah yang sering terjadi adalah penggunaan TPG untuk keperluan konsumtif yang tidak terkait dengan peningkatan kompetensi guru. Sebagian guru menggunakan dana TPG untuk keperluan pribadi yang bersifat konsumtif, seperti berbelanja barang-barang mewah atau liburan yang mahal. Hal ini menyebabkan potensi pengembangan profesional guru menjadi terabaikan, yang pada gilirannya dapat berdampak negatif pada mutu pendidikan yang disampaikan kepada siswa.

TPG seharusnya menjadi sumber daya yang digunakan secara bijak dan bertanggung jawab dalam meningkatkan kompetensi guru. Guru perlu memahami bahwa TPG bukanlah sekadar tunjangan tambahan, melainkan merupakan bentuk pengakuan terhadap profesionalitas dan kualitas mereka sebagai pendidik. Oleh karena itu, penggunaan TPG sebaiknya difokuskan pada upaya peningkatan diri dalam bidang pendidikan, seperti mengikuti pelatihan, seminar, atau kursus yang relevan.

Peningkatan kompetensi guru melalui pemanfaatan TPG juga dapat melibatkan pengadaan sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran. Misalnya, guru dapat menggunakan dana TPG untuk membeli buku, perangkat teknologi, atau media pembelajaran interaktif yang dapat meningkatkan pengalaman belajar siswa. Namun, perlu diingat bahwa pemenuhan sarana dan prasarana sebaiknya tetap berkaitan dengan peningkatan kompetensi dan kualitas pengajaran.

Dalam menghadapi salah kaprah penggunaan TPG, diperlukan peran aktif dari berbagai pihak, terutama guru sendiri, institusi pendidikan, dan pemerintah. Guru perlu memiliki kesadaran yang tinggi tentang tanggung jawab profesional mereka dan pentingnya fokus pada pengembangan kompetensi. Institusi pendidikan harus memberikan bimbingan dan pendampingan kepada guru dalam pengelolaan dana TPG serta memberikan edukasi tentang penggunaan yang bijak. Pemerintah, melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), perlu memperkuat pengawasan dan evaluasi terhadap pemanfaatan TPG agar sesuai dengan tujuan awalnya.

Dalam mengatasi salah kaprah penggunaan TPG, perlu diperhatikan juga aspek transparansi dan akuntabilitas. Semua penggunaan dana TPG harus terdokumentasi dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan secara jelas. Hal ini akan mendorong efisiensi dan efektivitas penggunaan TPG serta memberikan kepastian bahwa dana tersebut benar-benar digunakan untuk tujuan peningkatan kompetensi guru.

Dengan memanfaatkan TPG untuk berlangganan Platform digital pembelajaran, guru memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kompetensi mereka dalam mengajar keterampilan abad 21. Mereka dapat mengikuti pelatihan online, mengikuti forum diskusi, atau bahkan mengakses kelas virtual dengan narasumber yang ahli di bidangnya. Dengan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka, guru dapat memberikan pengajaran yang lebih berkualitas dan relevan dengan kebutuhan siswa dalam menghadapi tantangan di era Society 5.0.

Melalui pemahaman yang tepat mengenai pentingnya TPG dan pemanfaatannya, diharapkan guru dapat terus mengembangkan diri dan memenuhi tuntutan pendidikan yang terus berkembang. Dengan adanya guru yang profesional dan berkualitas, tercipta lingkungan pendidikan yang baik, yang pada akhirnya memberikan dampak positif bagi generasi muda Indonesia.

Pemanfaatan TPG untuk Memaksimalkan Merdeka Belajar: Platform Merdeka Mengajar, Wujudkan Keterampilan Abad 21 di Era Society 5.0 (Part 1 )

Drs. Ponadi, M.Si.
Korwas SMA SMK PKLK Cabdin Pendidikan Prov. Jawa Timur Wil. Kab Jember

Apakah Anda pernah berpikir tentang peran penting seorang guru dalam membentuk masa depan generasi muda? Guru tidak hanya berdiri di depan kelas memberikan pelajaran, tetapi mereka juga bertanggung jawab atas perkembangan karakter siswa dan nilai-nilai moral yang penting. Untuk menghargai dan mendorong profesionalisme guru, Tunjangan Profesi Guru (TPG) hadir sebagai bentuk apresiasi. TPG tidak hanya memberikan manfaat bagi kehidupan sehari-hari guru, tetapi juga berperan dalam mengembangkan profesinya secara lebih baik.

Pertama, TPG membantu meningkatkan kesejahteraan guru. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) berupaya memperbaiki layanan penyaluran TPG agar dapat lebih baik lagi. Ini merupakan langkah yang sejalan dengan pemahaman bahwa guru memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional di bidang pendidikan. Melalui pemberian TPG yang memadai, guru dapat merasakan peningkatan kesejahteraan mereka, sehingga dapat fokus dalam memberikan pendidikan berkualitas kepada siswa.

TPG juga didasarkan pada amanat undang-undang yang mengatur tentang guru. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menjamin penghasilan guru di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial. Dalam hal ini, TPG merupakan bentuk pengakuan terhadap peran penting guru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini memberikan guru kepastian akan penghasilan yang layak dan stabilitas ekonomi yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan tugas mulianya sebagai pendidik.

Selain meningkatkan kesejahteraan, TPG juga memberikan kesempatan kepada guru untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan lebih baik. Namun, pemanfaatan TPG tidak hanya terbatas pada kebutuhan konsumtif semata, tetapi juga dapat digunakan untuk pengembangan profesional. Guru dapat menggunakan dana TPG untuk membeli peralatan pembelajaran seperti laptop, komputer, atau LCD yang mendukung pengajaran yang lebih interaktif. Selain itu, mereka juga dapat memperkaya media pembelajaran yang digunakan di kelas agar sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan siswa.

Salah satu platform yang mendukung konsep "merdeka belajar" dan peningkatan keterampilan abad 21 adalah Platform Merdeka Mengajar. Platform ini memberikan akses ke berbagai sumber daya pendidikan yang dapat digunakan oleh guru peningkatan konpetensinya . selain itu Platform Merdeka Mengajar dibangun untuk menunjang Implementasi Kurikulum Merdeka agar dapat membantu guru dalam mendapatkan referensi, inspirasi, dan pemahaman tentang Kurikulum Merdeka. Platform ini juga disediakan untuk menjadi teman penggerak bagi guru dan kepala sekolah dalam mengajar, belajar, dan berkarya.

Ada juga platform digital online yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran contohnya kahoot, padlet, nearpod, flipgrid dan masih banyak lainnya sebagai media memudahkan dalam layanan pembelajaran yang menarik dan interaktif.

Contohnya, guru matematika dapat memanfaatkan platform ini untuk mengajarkan konsep matematika dengan pendekatan yang lebih interaktif dan kontekstual. Mereka dapat menggunakan aplikasi dan perangkat lunak yang disediakan oleh platform untuk memvisualisasikan konsep-konsep matematika yang kompleks, menjelaskan hubungan antara matematika dengan situasi kehidupan sehari-hari, serta memberikan tantangan dan masalah yang mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif.

Selain itu, guru bahasa dapat menggunakan platform ini untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan menulis siswa. Mereka dapat memanfaatkan materi-materi yang disediakan, seperti artikel, cerita, atau video inspiratif, untuk memperluas wawasan siswa, meningkatkan kemampuan mereka dalam merangkai kata, dan mendorong mereka untuk menyampaikan pendapat dengan jelas dan persuasif.

Dalam mata pelajaran sains, guru dapat menggunakan platform ini untuk melakukan eksperimen virtual, memvisualisasikan fenomena alam, atau menyajikan studi kasus yang relevan dengan isu-isu lingkungan atau kesehatan. Hal ini tidak hanya membantu siswa memahami konsep sains secara lebih baik, tetapi juga mendorong mereka untuk berpikir analitis, mengembangkan rasa ingin tahu, dan mempertimbangkan implikasi sosial dari pengetahuan sains.

Dengan memanfaatkan TPG untuk berlangganan Platform Merdeka Mengajar, guru memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kompetensi mereka dalam mengajar keterampilan abad 21. Mereka dapat mengikuti pelatihan online, mengikuti forum diskusi, atau bahkan mengakses kelas virtual dengan narasumber yang ahli di bidangnya. Dengan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka, guru dapat memberikan pengajaran yang lebih berkualitas dan relevan dengan kebutuhan siswa dalam menghadapi tantangan di era Society 5.0.

Melalui pemahaman yang tepat mengenai pentingnya TPG dan pemanfaatannya, diharapkan guru dapat terus mengembangkan diri dan memenuhi tuntutan pendidikan yang terus berkembang. Dengan adanya guru yang profesional dan berkualitas, tercipta lingkungan pendidikan yang baik, yang pada akhirnya memberikan dampak positif bagi generasi muda Indonesia.

Rabu, 24 Mei 2023

Pembelajaran Berdiferensiasi oleh Guru dan Siswa: Membangun Kehadiran dan Kesuksesan Belajar yang Inklusif

Drs. Ponadi, M.Si.
(Korwas SMA,SMK,PKPLK Cabdin Pendidikan Wilayah Kab. Jember)

Dalam dunia pe.ndidikan yang beragam, setiap siswa memiliki kebutuhan dan kecepatan belajar yang berbeda. Tantangan bagi guru adalah memastikan bahwa semua siswa merasa terlibat, didukung, dan mencapai kesuksesan belajar. Inilah mengapa pendekatan pembelajaran berdiferensiasi menjadi penting dalam konteks pendidikan masa kini.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah suatu pendekatan di mana guru dan siswa bekerja sama untuk menciptakan pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan individu masing-masing siswa. Ini melibatkan pemberian instruksi, materi, dan sumber daya yang berbeda kepada siswa berdasarkan gaya belajar, minat, tingkat pemahaman, dan tingkat kemampuan mereka.

Guru sebagai Fasilitator Pembelajaran Berdiferensiasi:

Sebagai fasilitator pembelajaran berdiferensiasi, guru memiliki peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan belajar yang beragam dari setiap siswa di dalam kelas. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh guru dalam pendekatan pembelajaran berdiferensiasi:

  1. Mengidentifikasi Kebutuhan dan Karakteristik Siswa: Guru perlu mengenal siswa secara individual, baik dari segi gaya belajar, kecepatan belajar, minat, maupun tingkat pemahaman mereka. Dengan pemahaman yang mendalam tentang siswa, guru dapat menyesuaikan instruksi dan menyediakan sumber daya yang sesuai.
  2. Fleksibilitas dalam Instruksi: Guru dapat menyajikan materi dengan berbagai cara, menggunakan berbagai metode pengajaran, seperti ceramah, diskusi, demonstrasi, atau pembelajaran berbasis proyek. Hal ini memungkinkan siswa dengan gaya belajar yang berbeda untuk tetap terlibat dan memahami materi dengan lebih baik.
  3. Menyediakan Sumber Daya dan Materi yang Bervariasi: Guru dapat menyediakan beragam sumber daya, seperti bahan bacaan, video, atau perangkat lunak pembelajaran interaktif, yang dapat diakses oleh siswa sesuai dengan minat dan tingkat pemahaman mereka.
  4. Pembagian Kelompok Kerja: Guru dapat membentuk kelompok kerja berdasarkan kemampuan atau minat siswa. Hal ini memungkinkan siswa untuk saling mendukung dan bekerja dalam kelompok yang sesuai dengan tingkat kemampuan mereka, sehingga mereka dapat belajar dengan teman sebaya yang sejajar.
  5. Menyediakan Umpan Balik Individual: Guru perlu memberikan umpan balik yang spesifik dan konstruktif kepada setiap siswa. Umpan balik ini dapat membantu siswa untuk memperbaiki pemahaman mereka dan memperoleh kesempatan untuk berkembang secara individual.

Siswa sebagai Mitra dalam Pembelajaran Berdiferensiasi:

Pembelajaran berdiferensiasi juga membutuhkan partisipasi aktif dari siswa dalam mengelola dan mendorong keberhasilan pembelajaran mereka. Berikut adalah beberapa peran siswa dalam pendekatan pembelajaran berdiferensiasi:

  1. Mengenal Gaya Belajar Sendiri: Siswa perlu menyadari gaya belajar mereka sendiri, apakah mereka lebih suka belajar dengan mendengarkan, melihat, atau melakukan. Dengan pemahaman tentang gaya belajar mereka, siswa dapat berkomunikasi dengan guru mengenai preferensi mereka.
  2. Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi: Siswa perlu mengajukan pertanyaan jika ada hal yang tidak mereka pahami. Mereka juga perlu berkomunikasi dengan guru untuk memperjelas instruksi atau meminta bantuan jika diperlukan.
  3. Mempelajari Keterampilan Pemecahan Masalah ( Problem Solving): Siswa dapat belajar dan mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dengan mencoba strategi belajar yang berbeda. Mereka dapat menggunakan sumber daya yang tersedia, berdiskusi dengan teman sekelas, atau mencari tahu cara belajar yang efektif bagi mereka.
  4. Kolaborasi dan Dukungan Antarsiswa: Siswa dapat bekerja sama dengan teman sekelas dalam tugas kelompok atau proyek. Mereka dapat saling mendukung dan berbagi pengetahuan serta pengalaman mereka, sehingga menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif.
  5. Mengevaluasi dan Merencanakan Diri Sendiri: Siswa dapat merencanakan dan mengatur waktu belajar mereka sendiri. Mereka dapat mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, menetapkan tujuan belajar, dan melacak kemajuan mereka secara berkala.

Dalam pembelajaran berdiferensiasi, peran guru dan siswa saling melengkapi untuk menciptakan pengalaman belajar yang inklusif dan berhasil. Guru memberikan arahan, mendukung, dan menyesuaikan instruksi, sementara siswa menjadi aktor dalam proses pembelajaran mereka sendiri. Dengan kerja sama yang baik antara guru dan siswa, setiap siswa dapat merasa dihargai, terlibat, dan mampu mencapai kesuksesan belajar sesuai dengan potensinya.

Membantu Murid dalam Belajar untuk Mencapai Nilai KKM dan Lebih Baik ( Kurukikulum 13)

MGMP Matematika SMA Kab. Jember
24 Mei 2023
Inisiator Artikel :
1. Goodman Siadari, M.Pd ( Guru Matematika SMAK Santo Paulus )
2. Drs. Ponadi, M.Si ( Korwas SMA Cabdin Prov.Jatim Wil. Jember )

Pendidikan adalah fondasi penting bagi pertumbuhan dan perkembangan seorang murid. Bagi seorang murid, mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam setiap mata pelajaran adalah tujuan yang penting. Namun, seringkali siswa menghadapi tantangan dalam mencapai atau bahkan melebihi KKM tersebut. Dalam diskusi ini, kita akan membahas strategi dan pendekatan yang dapat membantu murid belajar dan mencapai nilai KKM mapel yang dipelajari, serta bagaimana mereka dapat melampaui batas KKM tersebut.

1. Apa yang dilakukan murid agar mencapai Nilai KKM Mapel yang dipelajari?
  • Menjaga Konsistensi: Murid perlu menghadirkan diri secara teratur dalam kelas, mengikuti pelajaran, dan mengerjakan tugas secara konsisten. Hal ini membantu membangun pemahaman yang stabil dan terus menerus memperbarui pengetahuan mereka.
  • Mengelola Waktu dengan Baik: Murid perlu mengatur waktu belajar mereka dengan bijak. Ini termasuk merencanakan jadwal studi yang efektif, mengidentifikasi prioritas, dan membagi waktu dengan proporsional antara mata pelajaran yang berbeda.
  • Melibatkan Diri dalam Diskusi dan Kolaborasi: Berpartisipasi aktif dalam diskusi kelas, kelompok studi, atau diskusi online membantu murid untuk memahami konsep lebih baik melalui pertukaran ide dan penjelasan dari teman sekelas atau guru.

2. Bagaimana cara belajar murid agar dapat mencapai Nilai KKM Mapel yang dipelajari?
  • Membuat Rencana Belajar: Murid dapat membuat jadwal belajar yang terstruktur, dengan membagi materi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mengalokasikan waktu untuk mempelajari setiap bagian secara teratur.
  • Menggunakan Beragam Sumber Belajar: Selain mengandalkan buku teks, murid dapat memanfaatkan sumber belajar tambahan seperti video pembelajaran online, artikel, atau sumber lainnya yang relevan dengan mata pelajaran yang dipelajari.
  • Menggunakan Teknik Belajar yang Efektif: Murid dapat mencoba berbagai teknik belajar seperti membaca ulang, menggambar mind map, membuat catatan, atau menjelaskan konsep kepada orang lain. Setiap murid dapat menemukan teknik yang paling efektif bagi mereka sesuai dengan gaya belajar individu mereka.

3. Apa yang dilakukan murid agar mencapai Nilai di atas KKM Mapel yang dipelajari?

  • Mempertahankan Rasa Ingin Tahu: Murid yang bersemangat dalam belajar dan memiliki rasa ingin tahu yang kuat cenderung mencapai nilai yang lebih tinggi. Mereka dapat mencari materi tambahan, mempelajari konsep lebih dalam, dan memperluas pengetahuan mereka di luar kurikulum.
  • Mencari Tantangan Tambahan: Murid dapat mencari tantangan tambahan seperti soal latihan tingkat kesulitan yang lebih tinggi, proyek-proyek penelitian, atau kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan mata pelajaran yang dipelajari.

4. Bagaimana cara belajar murid agar dapat mencapai Nilai di Atas KKM Mapel yang dipelajari?

  • Mengembangkan Keterampilan Metakognitif: Murid dapat belajar untuk memahami bagaimana mereka belajar dengan lebih efektif. Ini melibatkan mengidentifikasi strategi belajar yang efektif, memonitor kemajuan mereka, dan mengevaluasi diri sendiri untuk meningkatkan kinerja mereka.
  • Mencari Bantuan dan Dukungan: Murid dapat memanfaatkan sumber daya yang ada, seperti guru, teman sekelas, atau fasilitas belajar di luar sekolah. Mereka juga dapat meminta umpan balik konstruktif untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.

5. Apa yang Harus Dilakukan Guru?

  • Menyediakan Sumber Daya dan Materi yang Mendukung: Guru dapat menyediakan materi pembelajaran yang relevan, sumber daya tambahan, dan referensi bacaan yang dapat membantu murid memahami konsep secara mendalam.
  • Memberikan Arahan yang Jelas dan Berkelanjutan: Guru perlu memberikan arahan yang jelas tentang tujuan pembelajaran, harapan, dan kriteria penilaian. Selain itu, mereka juga perlu memberikan umpan balik yang konstruktif dan bimbingan yang efektif untuk membantu murid dalam mengembangkan pemahaman yang lebih baik.
  • Memfasilitasi Diskusi dan Kolaborasi: Guru dapat mendorong diskusi kelas, kolaborasi antar murid, atau kegiatan kelompok yang mendorong pemahaman yang lebih baik melalui pertukaran ide dan pemikiran.
  • Mendorong Pemikiran Kritis: Guru dapat memberikan tugas dan pertanyaan yang mendorong murid untuk berpikir kritis, menganalisis, dan mengevaluasi informasi yang diberikan.

Dalam rangka mencapai nilai KKM mapel yang dipelajari, kerjasama antara murid dan guru adalah kunci utama. Murid perlu mengadopsi pendekatan belajar yang efektif dan memiliki motivasi yang tinggi, sementara guru perlu memberikan panduan, dukungan, dan pengajaran yang memadai. Dengan kerja sama yang baik, setiap murid memiliki peluang yang lebih besar untuk mencapai dan melampaui batas KKM, memperoleh pemahaman yang mendalam, dan berkembang secara akademik.

Jumat, 19 Mei 2023

Manfaat Persamaan Kuadrat dalam Kehidupan Sehari-hari

Firzon Ilman, S.Pd.Gr
Guru Matematika SMA Negeri Plus Sukowono

Persamaan kuadrat merupakan topik matematika yang memiliki manfaat dan aplikasi yang relevan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun terkadang terasa abstrak, persamaan kuadrat dapat digunakan dalam berbagai situasi yang melibatkan ilmu fisika, keuangan, desain grafis, teknologi, rekayasa, dan pengembangan keahlian penyelesaian masalah. Berikut adalah beberapa manfaat persamaan kuadrat dalam kehidupan sehari-hari:

1. Ilmu Fisika dan Gerak Benda:

Persamaan kuadrat sangat berguna dalam memodelkan gerak benda. Dalam ilmu fisika, persamaan kuadrat dapat digunakan untuk menghitung lintasan sebuah benda yang dilemparkan ke udara atau memprediksi posisi dan waktu yang diperlukan dalam gerakan peluru. Konsep seperti waktu tempuh, tinggi maksimum, atau jarak yang ditempuh oleh benda dapat diungkapkan melalui persamaan kuadrat.

2. Keuangan dan Manajemen Keuangan:

Dalam dunia keuangan, persamaan kuadrat memiliki aplikasi yang signifikan. Dalam menganalisis proyeksi pendapatan atau pengeluaran bisnis, persamaan kuadrat dapat digunakan untuk memodelkan pola pertumbuhan dan tren. Selain itu, persamaan kuadrat juga berguna dalam pengelolaan risiko dan perhitungan harga opsi dalam perdagangan saham.

3. Desain Grafis dan Animasi:

Dalam industri desain grafis dan animasi, persamaan kuadrat digunakan untuk menciptakan efek visual yang menarik. Berbagai bentuk dan gerakan dalam animasi dapat dihasilkan dengan menggunakan persamaan kuadrat. Contohnya, efek bola meluncur, gerakan parabola, atau bentuk-bentuk geometris kompleks dapat dicapai dengan memanipulasi persamaan kuadrat.

4. Teknologi dan Rekayasa:

Persamaan kuadrat juga diterapkan dalam bidang teknologi dan rekayasa. Dalam mekanika, persamaan kuadrat digunakan untuk menganalisis dan merancang struktur atau perangkat yang melibatkan gaya dan kekuatan. Dalam bidang elektronik, persamaan kuadrat digunakan untuk memodelkan karakteristik komponen seperti resistor, kapasitor, dan induktor.

5. Keahlian Penyelesaian Masalah:

Belajar tentang persamaan kuadrat juga membantu mengembangkan keahlian penyelesaian masalah. Kemampuan untuk mengenali pola matematika, menganalisis masalah, dan menemukan solusi melalui persamaan kuadrat dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan. Kemampuan untuk memecahkan masalah secara sistematis dan logis adalah keterampilan yang berharga dalam banyak situasi.

Dengan demikian, persamaan kuadrat memiliki manfaat yang relevan dalam berbagai bidang kehidupan sehari-hari. Memahami konsep ini dapat membantu kita memprediksi, menganalisis, dan merancang berbagai fenomena dan situasi yang melibatkan pola matematika dan pergerakan benda. Selain itu, keahlian dalam menyelesaikan persamaan kuadrat juga dapat meningkatkan kemampuan penyelesaian masalah secara umum.

Berbagi Pengamalan Mengajar Metode AMATIRPM

Berbagi Pengamalan Mengajar Metode AMATIRPM

Melalui penyusunan best practice ini, penulis berbagi pengalaman pembelajaran matematika yang pernah dilakukan di sekolah. 

Dalam best practice ini disajikan bagaimana langkah-langkah peserta didik belajar matematika  dengan metode belajar amatirpm.

Berbagi Pengalaman Mengajar Dengan Metode AMATIRPM

Goodman Siadari


Kamis, 18 Mei 2023

Belajar Polinomial untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Analitis (Part 3)

Syaiful Rahman, S.Pd., M.Pd.
Ketua Komunitas MGMP Matematika SMA Kab. Jember

Pembelajaran suku banyak melibatkan pemecahan masalah matematika yang kompleks. Siswa diajak untuk mengidentifikasi pola, menyelesaikan persamaan polinomial, atau menentukan akar-akar suatu fungsi polinomial. Kemampuan ini melatih siswa dalam berpikir kritis, menganalisis informasi, dan mengambil keputusan yang tepat. Keterampilan ini akan berguna dalam memecahkan masalah matematika yang kompleks dan juga dalam pemecahan masalah di luar konteks matematika.

Materi polinomial merupakan salah satu konsep yang terkait dengan pemecahan masalah matematika yang kompleks. Polinomial adalah ekspresi matematika yang terdiri dari suku-suku dengan variabel yang memiliki pangkat non-negatif. Polinomial memiliki berbagai bentuk, mulai dari polinomial linier hingga polinomial kuadratik, kubik, dan seterusnya.

Mengapa pemahaman materi polinomial penting dalam menyelesaikan masalah matematika yang kompleks ? Berikut beberapa alasan mengapa materi polinomial berperan penting:

1. Mengidentifikasi Pola:

Pemahaman materi polinomial memungkinkan siswa untuk mengidentifikasi pola dalam urutan angka atau serangkaian data. Dengan mengenali pola, siswa dapat menggunakan polinomial untuk memprediksi nilai berikutnya atau menggambarkan pola tersebut secara matematis. Kemampuan ini sangat berguna dalam analisis data, statistik, dan pemodelan fenomena yang berulang dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh: Seorang siswa mengamati urutan angka 2, 6, 12, 20, 30, dan seterusnya. Dengan memahami materi polinomial, siswa dapat mengidentifikasi bahwa urutan angka ini dapat direpresentasikan oleh polinomial kuadratik y = 2x^2 + 2x, di mana x adalah bilangan bulat.

2. Menyelesaikan Persamaan Polinomial:

Siswa juga belajar untuk menyelesaikan persamaan polinomial yang kompleks. Persamaan polinomial adalah persamaan di mana ada satu atau lebih variabel yang memiliki pangkat non-negatif. Melalui pemahaman materi polinomial, siswa dapat menggunakan metode seperti faktorisasi, mengaplikasikan rumus diskriminan untuk persamaan kuadratik, atau menggunakan metode numerik seperti metode Newton-Raphson untuk menemukan akar-akar persamaan polinomial.

Contoh: Siswa diberikan persamaan polinomial x^3 - 4x^2 + 3x + 2 = 0. Dengan menerapkan metode faktorisasi, siswa dapat membagi persamaan ini dengan (x - 1) sehingga didapatkan (x - 1)(x^2 - 3x - 2) = 0. Selanjutnya, dengan mencari akar-akar persamaan kuadratik (x^2 - 3x - 2), siswa dapat menemukan solusi persamaan tersebut.

3. Menggunakan Polinomial dalam Konteks Realitas:

Materi polinomial tidak hanya berguna dalam matematika murni, tetapi juga dapat diterapkan dalam situasi kehidupan nyata. Dalam fisika, polinomial digunakan untuk memodelkan fenomena seperti gerak parabola, gelombang bunyi, atau hubungan antara jarak, waktu, dan kecepatan. Dalam ekonomi, polinomial digunakan untuk menggambarkan permintaan dan penawaran pasar. Dalam ilmu komputer, polinomial digunakan dalam algoritma dan pemodelan data.

Contoh: Dalam fisika, ketika seorang siswa ingin memprediksi ketinggian bola yang dilemparkan dengan sudut tertentu dan kecepatan awal tertentu, dia dapat menggunakan persamaan polinomial untuk menghitung ketinggian bola pada waktu tertentu.

Melalui pemahaman dan penerapan materi polinomial, siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis yang berguna dalam pemecahan masalah matematika yang kompleks. Mereka belajar untuk menganalisis informasi, mengenali pola, menggunakan rumus dan metode yang tepat, dan mengambil keputusan yang tepat. Keterampilan ini tidak hanya bermanfaat dalam konteks matematika, tetapi juga dapat diterapkan dalam pemecahan masalah di berbagai bidang kehidupan nyata.

Pemodelan Fenomena Nyata dengan Menggunakan Konsep Suku Banyak (Polinomial)

Syaiful Rahman, S.Pd., M.Pd.
Ketua Komunitas MGMP Matematika SMA Kab. Jember

Pemahaman tentang suku banyak atau polinomial tidak hanya menjadi bagian penting dari pembelajaran matematika di sekolah, tetapi juga memiliki aplikasi yang kuat dalam memodelkan fenomena nyata di sekitar kita. Konsep suku banyak memungkinkan siswa untuk menganalisis dan meramalkan perubahan dalam berbagai situasi dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari pertumbuhan populasi hingga pergerakan benda dan peramalan data. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pemodelan fenomena nyata dengan menggunakan konsep suku banyak (polinomial) dan memberikan contoh-contoh konkretnya.

Pertumbuhan Populasi:

Pertumbuhan populasi adalah salah satu fenomena yang dapat dimodelkan menggunakan polinomial. Misalnya, kita dapat memodelkan pertumbuhan penduduk suatu kota dengan menggunakan polinomial yang menggambarkan tingkat pertumbuhan tahunan. Dengan menggunakan data populasi sebelumnya dan konsep suku banyak, siswa dapat memperkirakan jumlah penduduk di masa depan, mengidentifikasi tren pertumbuhan, atau bahkan meramalkan waktu ketika populasi akan mencapai batas tertentu.
Contoh:
Misalkan kita memiliki data populasi sebuah kota pada tahun-tahun sebelumnya: 2015 (500.000), 2016 (550.000), 2017 (605.000), 2018 (665.500), dan 2019 (732.050). Dengan menggunakan konsep suku banyak, kita dapat menemukan persamaan polinomial yang mewakili pertumbuhan populasi ini.

Dalam kasus ini, kita dapat menggunakan persamaan polinomial orde dua (polinomial kuadratik) untuk memodelkan pertumbuhan populasi:

P(x) = ax^2 + bx + c

Dengan menggunakan titik-titik data yang diberikan, kita dapat membentuk sistem persamaan linier tiga variabel untuk mencari koefisien a, b, dan c. Setelah koefisien ditemukan, kita dapat menggunakan persamaan tersebut untuk memprediksi populasi di tahun-tahun berikutnya atau bahkan memperkirakan kapan populasi mencapai jumlah tertentu.

Pergerakan Benda:

Polinomial juga dapat digunakan untuk memodelkan pergerakan benda dalam berbagai konteks, seperti pergerakan jatuh bebas, gerak parabola, atau gerak planet. Dengan memahami konsep suku banyak, siswa dapat memodelkan posisi, kecepatan, dan percepatan suatu benda dalam pergerakannya. Hal ini memungkinkan mereka untuk memprediksi posisi benda pada waktu tertentu atau bahkan menganalisis perilaku gerakan dalam situasi yang lebih kompleks.
Contoh:
Misalkan kita ingin memodelkan pergerakan bola yang dilemparkan ke atas dan kemudian jatuh kembali ke tanah. Kita dapat menggunakan konsep suku banyak untuk memodelkan ketinggian bola pada waktu tertentu selama pergerakan ini. Dalam kasus ini, polinomial kuadratik dapat digunakan untuk memodelkan pergerakan bola.

P(x)= -16t^2 + vt + h

Pada persamaan ini, t adalah waktu (dalam detik), v adalah kecepatan awal lemparan, dan h adalah ketinggian awal bola. Dengan menggunakan persamaan ini, siswa dapat memprediksi ketinggian bola pada waktu-waktu tertentu, atau menemukan waktu ketika bola mencapai titik tertinggi atau kembali ke tanah.

Peramalan Data:

Polinomial juga dapat digunakan dalam peramalan data di berbagai bidang, seperti ekonomi, ilmu sosial, atau ilmu alam. Dengan menggunakan konsep suku banyak, siswa dapat menganalisis data historis dan menggunakan polinomial untuk meramalkan tren masa depan. Hal ini memberikan mereka alat yang berguna untuk pengambilan keputusan dan perencanaan di berbagai situasi.
Contoh:
Misalnya, seorang siswa dapat menggunakan data penjualan produk pada beberapa tahun terakhir untuk memodelkan pola pertumbuhan dan meramalkan penjualan di masa depan. Dengan menggunakan konsep suku banyak, siswa dapat menemukan persamaan polinomial yang mewakili data penjualan dan memperkirakan penjualan di tahun-tahun mendatang. Ini memberikan wawasan berharga bagi pengambilan keputusan bisnis, perencanaan produksi, atau peramalan permintaan.

Semua contoh di atas, pemodelan fenomena nyata dengan menggunakan konsep suku banyak (polinomial) memberikan siswa alat matematis yang kuat untuk memahami dan meramalkan perubahan di sekitar mereka. Dengan mempelajari dan memahami konsep ini, siswa dapat mengembangkan keterampilan pemodelan matematis yang berguna dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari analisis data hingga pengambilan keputusan yang berbasis informasi.

Pembelajaran Materi Suku Banyak (Polinomial) SMA dan Kebermanfaatannya dalam Kehidupan Nyata bagi Siswa (Part 1)

Syaiful Rahman, S.Pd., M.Pd.
Ketua Komunitas MGMP Matematika SMA Kab. Jember

Materi suku banyak atau polinomial adalah salah satu topik matematika yang diajarkan di satuan pendidikan tingkat SMA. Konsep suku banyak melibatkan ekspresi matematika yang terdiri dari suku-suku yang dihubungkan melalui operasi penjumlahan, pengurangan, dan perkalian. Meskipun pada awalnya materi ini mungkin terasa rumit dan abstrak, pembelajaran suku banyak memiliki kebermanfaatan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa. Artikel ini akan membahas tentang pembelajaran materi suku banyak (polinomial) di SMA dan bagaimana kebermanfaatannya bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari.

1. Pemodelan Fenomena Nyata

Pemahaman tentang suku banyak memungkinkan siswa untuk memodelkan fenomena dunia nyata menggunakan ekspresi matematika. Polinomial dapat digunakan untuk menganalisis berbagai situasi dalam kehidupan sehari-hari, seperti pertumbuhan populasi, pergerakan benda, atau peramalan data. Dengan menggunakan konsep suku banyak, siswa dapat mengembangkan keterampilan pemodelan matematis yang berguna dalam memahami dan meramalkan perubahan di sekitar mereka.

2. Menyelesaikan Masalah Matematika yang Kompleks

Pembelajaran suku banyak melibatkan pemecahan masalah matematika yang kompleks. Siswa diajak untuk mengidentifikasi pola, menyelesaikan persamaan polinomial, atau menentukan akar-akar suatu fungsi polinomial. Kemampuan ini melatih siswa dalam berpikir kritis, menganalisis informasi, dan mengambil keputusan yang tepat. Keterampilan ini akan berguna dalam memecahkan masalah matematika yang kompleks dan juga dalam pemecahan masalah di luar konteks matematika.

3. Mendukung Pemahaman Konsep Matematika yang Lebih Lanjut

Pembelajaran suku banyak adalah fondasi penting untuk memahami konsep matematika yang lebih lanjut, seperti fungsi, integral, dan diferensial. Pemahaman yang kuat tentang suku banyak membantu siswa dalam mempelajari topik matematika yang lebih kompleks dan membangun pengetahuan yang lebih dalam dalam disiplin tersebut. Polinomial juga digunakan dalam berbagai cabang ilmu, seperti fisika, kimia, dan ekonomi, sehingga pemahaman yang baik tentang suku banyak dapat mendukung pemahaman konsep di bidang-bidang tersebut.

4. Pengembangan Keterampilan Abstraksi dan Logika

Materi suku banyak melibatkan pemikiran abstrak dan logis. Siswa perlu mengidentifikasi pola, menerapkan aturan-aturan matematika, dan melakukan operasi matematis yang kompleks. Proses ini melatih siswa dalam mengembangkan keterampilan abstraksi dan logika yang penting dalam berbagai aspek kehidupan. Kemampuan ini dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, pemikiran kritis, dan pengambilan keputusan yang rasional.

Penutup, pembelajaran materi suku banyak (polinomial) di SMA memiliki kebermanfaatan yang nyata bagi siswa dalam kehidupan nyata. Pemahaman konsep ini membantu siswa memodelkan fenomena nyata, menyelesaikan masalah matematika yang kompleks, mendukung pemahaman konsep matematika yang lebih lanjut, dan mengembangkan keterampilan abstraksi dan logika. Pembelajaran suku banyak tidak hanya memberikan pengetahuan matematika, tetapi juga memberikan keterampilan yang dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan siswa.
Mau tahu pembahasan selanjutnya ? lanjut part 2, part 3

Rabu, 17 Mei 2023

Praktik Baik Pembelajaran Materi Statistika: Siswa Mengumpulkan dan Mengolah Data yang Beragam

Syaiful Rahman, S.Pd., M.Pd
Ketua Komunitas MGMP Matematika SMA Kab. Jember

Pembelajaran statistika sering kali dihadapkan pada tantangan yang kompleks, terutama dalam hal memotivasi siswa untuk belajar dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis mereka. Namun, dengan menerapkan praktik baik yang melibatkan siswa mengumpulkan dan mengolah data yang beragam sesuia minatnya, kita dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang menarik dan bermanfaat bagi siswa. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi manfaat praktik baik ini dalam meningkatkan motivasi, keterampilan berpikir kritis, dan kompetensi siswa dalam mempelajari materi statistika.

Salah satu manfaat utama dari praktik baik ini adalah peningkatan motivasi siswa. Ketika siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan dan mengolah data mereka sendiri, mereka menjadi lebih terlibat dalam proses pembelajaran. Mereka merasa memiliki peran aktif dalam mencari dan menganalisis informasi yang relevan, yang secara signifikan meningkatkan motivasi mereka untuk belajar. Selain itu, dengan memiliki data yang berbeda-beda dengan siswa lainnya, siswa merasa lebih unik dan bernilai, yang juga dapat meningkatkan motivasi mereka dalam mempelajari statistika.

Selanjutnya, praktik baik ini juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Dalam mengumpulkan dan mengolah data yang berbeda-beda, siswa perlu melakukan analisis, interpretasi, dan pengambilan keputusan yang cerdas. Mereka belajar bagaimana menyusun data mereka, mengidentifikasi tren atau pola yang muncul, dan membuat kesimpulan berdasarkan informasi yang ditemukan. Semua proses ini mendorong siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan analisis mendalam, yang sangat penting dalam memahami dan menggunakan konsep statistika.

Tidak hanya itu, praktik baik ini juga secara signifikan meningkatkan kompetensi siswa dalam mempelajari statistika. Dengan mengumpulkan dan mengolah data mereka sendiri, siswa dapat menerapkan konsep-konsep statistika yang mereka pelajari secara langsung dalam konteks yang nyata. Mereka memahami bagaimana statistika dapat digunakan untuk menggambarkan dan menganalisis data dunia nyata, yang secara keseluruhan memperkuat pemahaman mereka tentang materi tersebut. Selain itu, praktik baik ini juga membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan teknis dalam menggunakan alat-alat statistika seperti spreadsheet, grafik, dan perangkat lunak analisis data.

Dalam rangka menerapkan praktik baik ini, penting untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung. Guru perlu memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana mengumpulkan dan mengolah data dengan benar, serta menyediakan sumber daya yang diperlukan seperti perangkat lunak analisis data atau akses ke sumber daya internet. Selain itu, guru juga perlu memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa dalam proses pengumpulan dan pengolahan data mereka, sehingga mereka dapat terus meningkatkan keterampilan dan pemahaman mereka dalam statistika.

Secara keseluruhan, praktik baik pembelajaran materi statistika dengan siswa mengumpulkan dan mengolah data yang berbeda-beda membawa manfaat signifikan bagi siswa. Dalam hal meningkatkan motivasi, keterampilan berpikir kritis, dan peningkatan kompetensi siswa, praktik ini membuka pintu menuju pembelajaran yang berarti dan membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang statistika. Dengan menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung dan memberikan panduan yang jelas, guru dapat menerapkan praktik ini dengan sukses dan meningkatkan hasil pembelajaran siswa dalam statistika.

Berikut adalah beberapa contoh konkretnya:

  1. Proyek Penelitian Siswa: Setiap siswa diberi kesempatan untuk melakukan penelitian tentang topik yang mereka minati. Misalnya, mereka dapat mengumpulkan data tentang preferensi musik teman-teman sekelas mereka. Setelah mengumpulkan data, siswa dapat menganalisisnya menggunakan konsep-konsep statistika seperti diagram batang atau diagram lingkaran untuk menggambarkan hasil penelitian mereka. Mereka dapat membandingkan data mereka dengan data siswa lain di kelas untuk melihat tren umum atau perbedaan yang menarik.
  2. Survei Opini: Setiap siswa dapat merancang survei untuk mengumpulkan data tentang opini atau preferensi dari orang-orang di sekitar mereka. Misalnya, siswa dapat mengumpulkan data tentang kebiasaan olahraga dari keluarga mereka atau penggunaan media sosial dari teman-teman sekelas mereka. Setelah mengumpulkan data, siswa dapat menganalisisnya dengan menggunakan metode statistika seperti perhitungan rata-rata atau persentase untuk mengekstrak informasi yang berguna.
  3. Analisis Data Ekonomi: Siswa dapat mengumpulkan data tentang harga dan jumlah penjualan produk tertentu dalam suatu pasar atau industri. Misalnya, mereka dapat memilih produk seperti ponsel atau makanan ringan, dan mengumpulkan data harga dari beberapa toko atau supermarket yang berbeda. Setelah mengumpulkan data, siswa dapat menganalisisnya menggunakan metode statistika seperti perhitungan harga rata-rata, variasi harga, atau korelasi antara harga dan penjualan untuk memahami tren dan pola dalam pasar tersebut.
  4. Studi Kasus Sosial: Siswa dapat mempelajari kasus sosial atau isu-isu kontemporer dan mengumpulkan data terkait. Misalnya, mereka dapat mengumpulkan data tentang tingkat pengangguran di suatu daerah atau preferensi pemilih dalam pemilihan politik. Setelah mengumpulkan data, siswa dapat menggunakan metode statistika untuk menganalisis dan menginterpretasikan data tersebut, serta mengambil kesimpulan yang informasional dan berdasar bukti.
  5. Eksperimen Sederhana: Siswa dapat merancang eksperimen sederhana untuk mengumpulkan data dan menguji hipotesis mereka. Misalnya, mereka dapat melakukan eksperimen tentang pengaruh jenis pupuk terhadap pertumbuhan tanaman. Siswa dapat membentuk kelompok-kelompok kecil dan memberikan jenis pupuk yang berbeda pada setiap kelompok. Setelah periode waktu tertentu, mereka dapat mengukur tinggi tanaman dan mengumpulkan data tersebut. Dengan menggunakan metode statistika seperti uji perbedaan atau uji hipotesis, siswa dapat menganalisis data mereka dan mencapai kesimpulan tentang pengaruh jenis pupuk terhadap pertumbuhan tanaman.
  6. Analisis Data Olahraga: Siswa dapat mengumpulkan data statistik tentang tim olahraga favorit mereka atau tim profesional lainnya. Misalnya, mereka dapat mengumpulkan data tentang jumlah kemenangan, jumlah gol, atau statistik individu pemain. Dengan menggunakan data ini, siswa dapat membandingkan dan menganalisis statistik tim atau pemain menggunakan konsep statistika seperti rata-rata, median, atau persentil. Melalui analisis ini, siswa dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana statistika digunakan dalam dunia olahraga.
  7. Survei Kebiasaan Belanja: Siswa dapat merancang survei tentang kebiasaan belanja dan preferensi konsumen. Misalnya, mereka dapat mengumpulkan data tentang preferensi merek produk elektronik atau preferensi metode pembayaran yang digunakan oleh orang-orang di sekitar mereka. Siswa dapat menggunakan metode statistika seperti diagram batang atau diagram garis untuk menggambarkan hasil survei mereka. Mereka dapat menganalisis data tersebut dengan membandingkan frekuensi atau persentase jawaban yang berbeda-beda, dan menarik kesimpulan tentang tren atau preferensi yang muncul.
  8. Analisis Data Lingkungan: Siswa dapat mengumpulkan data tentang lingkungan sekitar mereka, seperti kualitas udara, suhu, atau pola cuaca. Dengan mengumpulkan data secara teratur selama periode waktu tertentu, siswa dapat melihat tren dan pola yang muncul. Mereka dapat menggunakan metode statistika seperti grafik atau regresi linier untuk menganalisis data tersebut dan membuat prediksi tentang perubahan lingkungan di masa depan. Praktik ini membantu siswa memahami bagaimana statistika digunakan untuk memahami perubahan lingkungan dan mengambil tindakan yang berkelanjutan.

Dari semua contoh di atas, siswa diajak untuk mengumpulkan data mereka sendiri yang unik dan berbeda-beda dari siswa lain. Kemudian, mereka diberi kesempatan untuk mengolah data tersebut menggunakan konsep-konsep statistika yang telah mereka pelajari. Melalui praktik-praktik seperti ini, siswa tidak hanya meningkatkan keterampilan berpikir kritis mereka, tetapi juga mampu menghubungkan konsep-konsep statistika dengan dunia nyata, meningkatkan motivasi mereka dalam pembelajaran statistika, dan meningkatkan kompetensi mereka dalam menganalisis dan memahami data.

Perubahan Karakter Siswa Setelah Pandemi: Dampak Pembelajaran dan Pengaruh Teknologi

 

Viva Nur'aini, S.Pd.
Guru Matematika SMAN 2 Jember

Pandemi COVID-19 telah mengubah dunia pendidikan secara dramatis. Pembelajaran online menjadi norma baru, dan siswa mengalami perubahan karakter yang signifikan sebagai hasilnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut meliputi kehilangan figur teladan guru, kurangnya pendampingan dari orang tua, penggunaan waktu luang yang berlebihan untuk permainan ponsel, kurangnya target pencapaian akademik, interpretasi yang salah terhadap kurikulum merdeka, kemajuan teknologi yang pesat, keterbukaan di media sosial, dan rendahnya kontrol.

Pertama, pembelajaran online telah menghilangkan kehadiran langsung guru di ruang kelas. Guru adalah sosok yang memberikan bimbingan, inspirasi, dan contoh bagi siswa. Kehilangan interaksi tatap muka dengan guru mengakibatkan kurangnya sosok teladan yang bisa dijadikan panutan oleh siswa. Hal ini dapat berdampak pada perubahan karakter mereka, termasuk menurunnya motivasi belajar, kurangnya disiplin, dan kurangnya rasa tanggung jawab terhadap pendidikan mereka.

Selain itu, orang tua sering kali sibuk dengan tantangan hidup yang tidak menentu selama pandemi. Upaya mereka untuk bertahan hidup seringkali mengambil waktu dan perhatian yang seharusnya diberikan kepada pendampingan dan pengawasan terhadap anak-anak mereka. Kurangnya pendampingan ini dapat menyebabkan siswa kehilangan arah dan dukungan yang diperlukan dalam pembelajaran mereka, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi perubahan karakter mereka.

Selama masa pandemi, banyak siswa menghabiskan waktu luang mereka dengan bermain ponsel dan terpaku pada media sosial. Ketergantungan pada teknologi ini bisa mengaburkan persepsi mereka terhadap dunia nyata di sekitar mereka. Mereka mungkin lupa berinteraksi dengan teman sebaya, mengabaikan tanggung jawab sehari-hari, atau bahkan kehilangan keterampilan sosial yang penting. Waktu yang seharusnya digunakan untuk meningkatkan keterampilan akademik dan pribadi seringkali terbuang sia-sia di dunia maya.

Selanjutnya, tanpa adanya target atau sasaran dalam belajar, siswa mungkin kehilangan motivasi intrinsik untuk meningkatkan pengetahuan mereka. Dalam konteks pembelajaran online yang terkadang kurang terstruktur, siswa dapat merasa terombang-ambing dan kehilangan tujuan yang jelas. Hal ini dapat mengakibatkan kebosanan, kehilangan minat, dan penurunan semangat belajar.

Kurikulum merdeka, yang diperkenalkan dalam upaya untuk memberikan fleksibilitas dan relevansi dalam pendidikan, juga dapat menyebabkan perubahan karakter siswa jika salah diinterpretasikan. Jika siswa tidak memahami dengan baik atau mengambil pendekatan yang salah terhadap kurikulum ini, mereka mungkin berpikir bahwa mereka bebas sepenuhnya dari tanggung jawab akademik atau meremehkan pentingnya pembelajaran tertentu. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya kedisiplinan, keengganan untuk belajar, dan kurangnya kualitas hasil belajar.

Selanjutnya, kemajuan teknologi yang pesat telah mempengaruhi pola pikir siswa. Akses yang mudah dan luas ke informasi dan hiburan digital dapat mengubah cara siswa berpikir, menerima informasi, dan berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka. Teknologi yang canggih juga dapat mempengaruhi konsentrasi, kecerdasan emosional, dan kemampuan pemecahan masalah siswa.

Keterbukaan di media sosial juga dapat mempengaruhi karakter siswa. Mereka terpapar dengan beragam pandangan, pengaruh, dan informasi dari berbagai sumber. Terkadang, informasi yang diterima tidak selalu akurat atau positif. Paparan yang berlebihan terhadap konten negatif atau merugikan dapat mempengaruhi sikap, nilai, dan keyakinan siswa.

Terakhir, rendahnya kontrol dalam lingkungan pembelajaran dapat mempengaruhi perubahan karakter siswa. Dalam pembelajaran online, guru dan orang tua mungkin menghadapi kesulitan dalam mengawasi dan mengontrol aktivitas siswa secara efektif. Kurangnya kontrol ini bisa mengarah pada perilaku yang tidak diinginkan, seperti penundaan pekerjaan, penggunaan yang tidak tepat terhadap teknologi, atau hilangnya fokus pada tugas akademik.

Dalam menghadapi perubahan karakter siswa yang diakibatkan oleh faktor-faktor tersebut, perlu adanya upaya kolaboratif antara guru, orang tua, dan lembaga pendidikan. Guru perlu menciptakan lingkungan pembelajaran online yang menarik dan memotivasi, serta memberikan bimbingan dan dukungan yang memadai. Orang tua perlu mengalokasikan waktu untuk mendampingi dan memantau pembelajaran anak-anak mereka, sambil memastikan keterlibatan yang positif dalam penggunaan teknologi. Lembaga pendidikan perlu mengevaluasi dan mengadaptasi kurikulum merdeka untuk memastikan pemahaman yang benar dan tetap menekankan pentingnya tanggung jawab akademik.

Sebagai penutup, kesimpulan dari uraiana diatas bahwa Pandemi COVID-19 telah mengubah karakter siswa secara signifikan. Pembelajaran online, kehilangan sosok teladan guru, kurangnya pendampingan dari orang tua, penggunaan waktu luang yang berlebihan untuk permainan ponsel, kurangnya target pencapaian akademik, interpretasi yang salah terhadap kurikulum merdeka, kemajuan teknologi yang pesat, keterbukaan di media sosial, dan rendahnya kontrol, semuanya mempengaruhi perubahan ini. Dalam menghadapi perubahan tersebut, kolaborasi antara guru, orang tua, dan lembaga pendidikan diperlukan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif dan mendukung, serta memperkuat karakter siswa untuk menghadapi masa depan.

Asesmen Sumatif Siswa Mata Pelajaran Matematika Berbasis Kontekstual

Syaiful Rahman, S.Pd., M.Pd.
Ketua Komunitas MGMP Matematika SMA Kab. Jember

Asesmen adalah proses penting dalam pendidikan yang membantu guru memahami kemajuan siswa dan mengukur pencapaian mereka. Salah satu pendekatan asesmen yang semakin populer adalah asesmen sumatif siswa mata pelajaran matematika berbasis kontekstual. Metode ini melibatkan pengukuran kemampuan matematika siswa dengan memberikan tugas dan soal-soal yang ditempatkan dalam konteks dunia nyata. Artikel ini akan membahas tentang pentingnya asesmen sumatif siswa mata pelajaran matematika berbasis kontekstual dan manfaatnya dalam meningkatkan pembelajaran siswa.

Asesmen sumatif siswa mata pelajaran matematika berbasis kontekstual mengintegrasikan konteks dunia nyata ke dalam tugas dan soal-soal asesmen. Pendekatan ini memberikan siswa kesempatan untuk menerapkan pemahaman matematika mereka dalam situasi kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, tugas asesmen dapat melibatkan masalah yang terkait dengan keuangan pribadi, statistik dalam penelitian sosial, pengukuran dalam proyek konstruksi, atau geometri dalam perencanaan taman. Dengan demikian, siswa tidak hanya menguasai konsep matematika secara teoritis, tetapi juga dapat melihat relevansi dan aplikasi nyata dari konsep tersebut.

Salah satu manfaat utama dari asesmen sumatif siswa mata pelajaran matematika berbasis kontekstual adalah meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Melalui tugas dan soal-soal yang terkait dengan konteks dunia nyata, siswa dapat mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana matematika dapat diterapkan pada situasi kehidupan nyata. Mereka dapat melihat hubungan antara konsep matematika dan solusi masalah yang ada di sekitar mereka. Hal ini membantu siswa mengembangkan pemikiran kritis, analitis, dan pemecahan masalah yang kuat, yang merupakan keterampilan berharga dalam kehidupan nyata.

Selain itu, asesmen sumatif siswa mata pelajaran matematika berbasis kontekstual juga membantu meningkatkan motivasi siswa. Dalam konteks dunia nyata, siswa dapat melihat relevansi dan nilai praktis dari apa yang mereka pelajari dalam mata pelajaran matematika. Mereka dapat mengalami rasa pencapaian ketika mereka berhasil memecahkan masalah dalam konteks yang relevan dengan kehidupan mereka. Hal ini membantu meningkatkan motivasi intrinsik siswa untuk belajar matematika dan memperkuat keterkaitan positif mereka terhadap subjek tersebut.

Guru juga mendapatkan manfaat dari asesmen sumatif siswa mata pelajaran matematika berbasis kontekstual. Dengan menggunakan konteks dunia nyata, guru dapat menilai pemahaman siswa secara lebih komprehensif. Mereka dapat melihat sejauh mana siswa dapat menerapkan konsep matematika dalam situasi kehidupan nyata dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan. Guru juga dapat menggunakan data asesmen untuk merancang pembelajaran yang lebih kontekstual dan relevan bagi siswa.

Bagaimana keterkaitan dengan Kurikulum Merdeka ?

Konsep Kurikulum Merdeka, yang diperkenalkan di Indonesia, menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa, fleksibel, dan relevan dengan kebutuhan dan minat individu siswa. Asesmen sumatif siswa mata pelajaran matematika berbasis kontekstual sangat relevan dengan pendekatan Kurikulum Merdeka. Berikut adalah beberapa keterkaitan yang dapat ditemukan antara keduanya:

  1. Pembelajaran berpusat pada siswa:
    Kurikulum Merdeka menempatkan siswa sebagai pusat proses pembelajaran. Dalam asesmen sumatif berbasis kontekstual, siswa juga berada di pusat perhatian. Tugas dan soal-soal asesmen dirancang untuk memungkinkan siswa menerapkan pemahaman matematika mereka dalam situasi kehidupan nyata. Ini memungkinkan siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran, meningkatkan pemahaman mereka secara mendalam.
  2. Relevansi dengan kehidupan nyata:
    Kurikulum Merdeka menekankan pada pembelajaran yang relevan dengan kehidupan siswa. Asesmen sumatif berbasis kontekstual memenuhi prinsip ini dengan menghadirkan tugas dan soal-soal yang ditempatkan dalam konteks dunia nyata. Hal ini membantu siswa melihat hubungan antara matematika dan kehidupan sehari-hari, meningkatkan motivasi belajar mereka, dan mengembangkan pemahaman yang lebih kuat tentang konsep matematika.
  3. Fleksibilitas dalam pembelajaran:
    Kurikulum Merdeka mendorong fleksibilitas dalam pendekatan pembelajaran. Asesmen sumatif berbasis kontekstual juga memungkinkan fleksibilitas dalam pengukuran kemampuan siswa. Guru dapat merancang tugas dan soal-soal asesmen yang sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa secara individual. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk belajar pada tingkat yang sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar mereka sendiri.
  4. Pengembangan keterampilan kritis dan pemecahan masalah:
    Asesmen sumatif berbasis kontekstual bertujuan untuk mengembangkan keterampilan kritis dan pemecahan masalah siswa. Melalui konteks dunia nyata, siswa dihadapkan pada masalah yang membutuhkan pemikiran kritis, analitis, dan kreatif dalam menerapkan konsep matematika. Mereka belajar untuk memecahkan masalah dengan pendekatan yang tepat, berpikir secara logis, dan mengambil keputusan yang rasional.

Kesimpulan, asesmen sumatif siswa mata pelajaran matematika berbasis kontekstual memiliki keterkaitan yang erat dengan pendekatan Kurikulum Merdeka. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk belajar secara aktif, relevan dengan kehidupan nyata, dan sesuai dengan kebutuhan individu mereka. Dengan mengintegrasikan asesmen sumatif berbasis kontekstual dalam implementasi Kurikulum Merdeka, pendidikan dapat menjadi lebih berorientasi pada siswa, memperkuat pemahaman matematika, dan mengembangkan keterampilan yang relevan untuk masa depan siswa.

Berikut adalah contoh penerapan asesmen sumatif siswa mata pelajaran matematika berbasis kontekstual dalam proses pembelajaran matematika di SMA:

  1. Konsep: Geometri dan Pengukuran
    Konteks: Perencanaan Taman Kota
    Tugas Asesmen: Siswa diminta untuk merancang taman kota dengan menggunakan konsep geometri dan pengukuran. Mereka harus menggambar rencana taman dengan memperhitungkan ukuran dan proporsi area, jalan setapak, dan area bermain. Siswa juga harus menghitung luas, keliling, dan volume berbagai elemen dalam taman, seperti kolam renang, panggung, atau taman bermain.
    Manfaat: Tugas ini menghubungkan konsep geometri dan pengukuran dengan kehidupan nyata. Siswa dapat melihat bagaimana konsep-konsep ini digunakan dalam desain taman dan mengembangkan pemahaman praktis tentang perencanaan ruang. Selain itu, tugas ini juga melibatkan penerapan keterampilan kritis dalam perhitungan luas, keliling, dan volume, serta kemampuan pemecahan masalah.

  2. Konsep: Analisis Data dan Statistik
    Konteks: Penelitian Sosial
    Tugas Asesmen: Siswa diberikan data tentang kebiasaan makan sehari-hari di kalangan siswa SMA. Mereka harus menganalisis data tersebut dengan menggunakan metode statistik, seperti mencari rata-rata, median, dan modus. Selain itu, siswa juga diminta untuk menyusun grafik atau diagram yang sesuai untuk memvisualisasikan data dan menarik kesimpulan berdasarkan analisis statistik yang dilakukan.
    Manfaat: Tugas ini mengajarkan siswa tentang pentingnya analisis data dan statistik dalam penelitian sosial. Mereka dapat melihat bagaimana matematika digunakan untuk menganalisis data yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, tugas ini juga membantu siswa mengembangkan keterampilan interpretasi data, pembuatan grafik, dan pemahaman tentang statistik deskriptif.
  3. Konsep: Keuangan dan Investasi
    Konteks: Perencanaan Keuangan Pribadi
    Tugas Asesmen: Siswa diminta untuk membuat perencanaan keuangan pribadi selama setahun. Mereka harus membuat anggaran, menghitung pengeluaran dan pendapatan bulanan, serta merencanakan tabungan dan investasi. Siswa juga harus menggunakan konsep matematika, seperti perhitungan bunga, untuk memprediksi pertumbuhan investasi dalam jangka waktu tertentu.
    Manfaat: Tugas ini memberikan pemahaman praktis tentang bagaimana matematika digunakan dalam perencanaan keuangan pribadi. Siswa dapat mengembangkan keterampilan perencanaan keuangan, pengelolaan anggaran, dan pemahaman tentang investasi. Tugas ini juga membantu siswa menyadari pentingnya pemikiran matematis dalam mengatur keuangan pribadi dan membuat keputusan finansial yang bijaksana.

Dari sebagian contoh diatas terlihat bahwa asesmen sumatif siswa mata pelajaran matematika berbasis kontekstual memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik, relevan, dan terhubung dengan dunia nyata. Siswa dapat melihat aplikasi praktis dari konsep matematika dalam konteks yang bermanfaat bagi mereka, serta mengembangkan keterampilan kritis, analitis, dan pemecahan masalah yang penting dalam kehidupan sehari-hari.