MGMP MATEMATIKA SMA KAB.JEMBER BULAN SEPTEMBER 2020

Dihadiri oleh kepala Cabang Dinas Pend.Kab.Jember.

MGMP MATEMATIKA SMA KAB.JEMBER BULAN OKTOBER 2020

Kerjasama dengan FMIPA MATEMATIKA UNIVERSITAS NEGERI JEMBER - PENERARAPAN GEOGEBRA VERSI-6

Kamis, 24 Agustus 2023

Menuju Pendidikan Unggul: Kegiatan Inovatif Guru Matematika Se-Jawa Timur dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan SMA


Surabaya, 24 Agustus 2023 - Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah mengambil langkah progresif dalam usaha meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Dalam upaya tersebut, melalui Bidang Pembinaan Pendidikan Sekolah Menengah Atas, Dinas Pendidikan menyelenggarakan kegiatan "Telaah Soal Evaluasi Pembelajaran (Diagnostik, Formatif, dan Sumatif) Serta Tes Potensi Skolastik (UTBK)", yang berfokus pada sosialisasi E-KTSP dan E-KOSP.

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah meningkatkan kualitas soal-soal evaluasi pembelajaran di tingkat SMA, termasuk di dalamnya jenis-jenis soal seperti diagnostik, formatif, dan sumatif. Lebih dari itu, persiapan menghadapi Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) juga akan menjadi poin penting dalam kegiatan ini. UTBK memiliki peranan vital bagi siswa SMA yang akan melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi.

Sebanyak 26 guru matematika dari MGMP Kabupaten/Kota di Jawa Timur hadir dalam kegiatan ini. Mereka merupakan perwakilan dari komunitas pendidik yang memiliki tanggung jawab untuk memastikan kualitas pengajaran matematika berada pada tingkat terbaik. Kegiatan ini berlangsung mulai Rabu hingga Sabtu, 23 hingga 26 Agustus 2023. Para peserta melakukan registrasi pada Rabu, 23 Agustus 2023, pukul 13.00 WIB, di Hotel Purnama Batu.

Acara resmi dibuka pada pukul 16.00 WIB di hari yang sama. Hotel Purnama Batu, terletak di Jl. Raya Punten No.1-15, Punten, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, menjadi tempat berlangsungnya kegiatan ini. Dalam suasana kolaboratif, para guru matematika dari berbagai wilayah di Jawa Timur diharapkan akan menghasilkan gagasan dan inovasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan SMA di Provinsi Jawa Timur.

Langkah nyata yang diambil oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dengan mengumpulkan para pendidik dalam kegiatan ini menunjukkan komitmen mereka dalam meningkatkan standar pendidikan. Diharapkan bahwa kegiatan "Telaah Soal Evaluasi Pembelajaran dan Tes Potensi Skolastik" ini akan memberikan dampak positif yang berkelanjutan, memperkaya praktik pengajaran, dan mempersiapkan siswa-siswa SMA untuk menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik.

Dokumentasi : https://web.facebook.com/photo?fbid=1408802882998802&set=pcb.1408804156332008

Minggu, 20 Agustus 2023

Melangkah Menuju Pendidikan Abad 21: Menyemai Keterampilan Melalui Pendekatan STEM

Syaiful Rahman, S,Pd., M.Pd.
Peserta ToT Peningkatan Kompetensi Guru Matematika jenjang Pendidikan Menengah
Ketua MGMP Matematika SMA Kab. Jember

Saat ini kita memasuki era teknologi dan inovasi yang semakin maju, pendidikan juga berubah paradigma. Tidak lagi hanya tentang menghafal fakta dan angka, tetapi lebih pada memupuk keterampilan yang relevan dengan dunia yang terus berkembang. Pendidikan abad ke-21 menuntut peserta didik untuk memiliki keterampilan berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan mampu bekerja dalam tim. Semua ini menjadi pondasi penting untuk menghadapi berbagai tantangan kompleks yang muncul dalam kehidupan modern.

Matematika, dengan segala "daya tarik dan ketakutannya", bukan hanya sekedar mata pelajaran di sekolah. Ia menjadi panggung utama bagi pertumbuhan ilmu pengetahuan lainnya. Tetapi, kenyataannya, keahlian dalam perhitungan dan pemahaman materi belum sepenuhnya mampu membangun keterampilan esensial yang menjadi esensi dari belajar matematika itu sendiri.

Sebagai respon terhadap tantangan ini, muncul pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) sebagai katalisator inovasi dalam dunia pendidikan. Pendekatan ini mengajak peserta didik untuk menjadi penemu, pemecah masalah, dan berpikir secara logis kritis. Lebih dari itu, pendekatan tersebut menggugah peserta didik untuk mengaplikasikan konsep-konsep STEM dalam kehidupan sehari-hari.

Filosofi STEM sejalan dengan semangat Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran yang adaptif, sesuai dengan konteks lingkungan, dan mengarah pada masa depan yang berkelanjutan. Di era revolusi industri 4.0, tujuan pendidikan adalah menciptakan individu yang memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan mampu berkolaborasi. Namun, untuk meraih pencapaian tersebut, diperlukan dukungan dari tenaga pendidik yang mampu mengembangkan diri seiring perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan.

STEM hadir sebagai solusi. Dalam pembelajaran matematika, STEM merangsang keterampilan berpikir kritis dan kreatif melalui produk karya inovatif. Produk-produk ini bukan hanya sekadar jawaban atas masalah dunia nyata yang rumit, tetapi juga wujud dari usaha peserta didik dalam mengasah kemampuan mereka dalam menyelesaikan masalah-masalah yang berdampak nyata.

Namun, tidak bisa diabaikan bahwa penerapan STEM bukanlah tanpa tantangan. Guru-guru kadang mengalami kendala dalam menemukan permasalahan yang tepat untuk dipecahkan serta produk akhir yang memenuhi standar pendekatan STEM. Integrasi keempat disiplin ilmu dalam  Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEAM) juga memerlukan upaya yang serius dalam implementasinya.

Dalam upaya mengatasi tantangan ini, Direktorat Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus bekerja sama dengan Casio Singapore PTE LTD, merancang program peningkatan kompetensi guru di bidang STEM. Panduan yang telah dirancang akan menjadi pemandu bagi semua yang terlibat dalam program ini, memastikan pencapaian tujuan program secara maksimal.

Kegiatan ini diharapkan akan membawa dampak positif dan berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat, serta mendorong peningkatan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia. Dengan semangat inovasi dan tekad untuk memperbaiki pendidikan, pendekatan STEM akan menjelajahi jalan menuju masa depan pendidikan yang lebih terang benderang.

Sabtu, 29 Juli 2023

Membangun Generasi Juara di Olimpiade Sains Nasional Matematika



Dr. Hery Susanto, M.Si
Dosen Matematika Universitas Malang

Olimpiade Sains Nasional (OSN) Matematika adalah ajang bergengsi yang menjadi impian para siswa yang memiliki minat dan bakat di bidang matematika. Di balik keberhasilan siswa-siswa tersebut, terdapat sosok guru dan pembina yang menjadi pilar dalam membimbing mereka mencapai prestasi di level nasional maupun internasional. Salah satu guru dan pembina OSN Matematika yang diakui kehebatannya adalah Dr. Hery Susanto, M.Si, seorang dosen matematika di Universitas Malang.

Sebagai seorang pembina OSN Matematika, Dr. Hery Susanto memiliki beberapa trik dan tips yang efektif dalam membimbing siswa mencapai prestasi gemilang di bidang matematika dan kompetisi OSN. Berikut ini adalah beberapa strategi yang telah ia praktekkan dan berhasil:

  • Menguasai Konsep Materi
    Seorang guru harus memiliki keahlian dalam memahami konsep-konsep matematika dengan mendalam adalah kunci utama untuk menjadi pembimbing yang efektif. Dengan penguasaan materi yang baik, ia dapat dengan jelas menjelaskan dan mengatasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan oleh siswa. Dalam pembelajaran matematika, pemahaman konsep adalah fondasi yang kokoh untuk kemajuan selanjutnya.

  • Berani Menerima Tantangan dan Lepaskan dari Zona Nyaman
    Sebagai seorang guru dan pembimbing menjadi contoh bagi siswa dengan berani menerima tantangan matematika. Ia mengajak siswa-siswanya untuk keluar dari zona nyaman mereka agar dapat berkembang dan maju. Dengan mendorong siswa untuk mengeksplorasi masalah-masalah matematika yang lebih kompleks dan menantang, mereka dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif secara optimal.

  • Ambil Kesempatan untuk Terus Belajar dan Berbagi
    Seorang guru sekaligus pembina OSN menyadari bahwa proses pembelajaran tidak pernah berakhir. Ia selalu mencari kesempatan untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuannya dalam memahami matematika. Selain itu, ia tidak ragu untuk berbagi pengetahuan dan pengalamannya dengan siswa-siswanya. Hal ini menjadi inspirasi bagi mereka untuk terus belajar dan mencapai prestasi lebih tinggi.

  • Strategi Memilih Peserta OSN
    Sebagai pembina OSN Matematika harus memiliki strategi khusus dalam memilih siswa-siswa yang akan mewakili sekolah atau universitas dalam ajang OSN. Ia tidak hanya melihat dari aspek akademik semata, tetapi juga kemampuan siswa dalam berkompetisi dan menghadapi tantangan matematika.

  • Kegiatan Rutin Sanggar Belajar
    Seorang guru memfasilisitasi siswa dengan membentuk kelompok belajar atau sanggar matematika di lingkungan sekolah. Di sanggar ini, ia menempatkan siswa-siswa berpotensi dan memberikan bimbingan khusus untuk persiapan OSN.

  • Latih Soal-Soal Problem Solving dan Problem-Based Learning
    Selain memberikan materi, Guru menyediakan latihan soal-soal problem solving dan problem-based learning bagi siswa. Hal ini bertujuan untuk membantu mereka mengembangkan keterampilan analitis dan kreatif dalam memecahkan masalah matematika.

  • Modifikasi dan Buat Soal OSN
    Guru senantiasa melakukan modifikasi pada soal-soal OSN agar sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Selain itu, ia juga menciptakan soal-soal OSN baru yang menantang untuk dipecahkan oleh para siswa.

  • Membiasakan Mengikuti Kompetisi
    Sebagai langkah untuk meningkatkan pengalaman dan rasa percaya diri siswa, guru harus sering mengajak mereka untuk mengikuti berbagai kompetisi matematika di tingkat lokal maupun nasional.

  • Ulet dan Mau Bertanya
    Guru dapat mendorong siswa-siswanya untuk tetap ulet dalam belajar matematika. Ia selalu siap untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka dengan sabar dan memberikan bimbingan yang tepat.

  • Kolaborasi dan Komunikasi dengan Rekan Guru Pembina OSN dan Dosen
    Guru selalu berusaha untuk bekerjasama dengan rekan guru pembina OSN dan dosen lainnya. Hal ini memberikannya wawasan baru dan ide-ide segar untuk meningkatkan kualitas pembinaan siswa.

Seorang guru memberikan pesan inspiratif kepada siswa-siswanya, bahwa mereka tidak boleh pernah berhenti mencoba dan berusaha menggerakkan potensi mereka sebelum waktu habis. Ia selalu mengingatkan bahwa belajar matematika adalah proses yang memerlukan kesabaran dan ketekunan, dan dengan konsistensi serta usaha maksimal, prestasi gemilang dalam OSN Matematika dapat dicapai.

Sebagai penutup, mari kita renungkan pesan dan motivasi dari perjalanan inspiratif Dr. Hery Susanto, M.Si, seorang dosen dan pembina OSN Matematika. Melalui dedikasi dan semangatnya, beliau telah membuktikan bahwa setiap individu memiliki potensi besar untuk meraih prestasi gemilang dalam bidang yang mereka geluti.

Pesan yang ingin kami sampaikan adalah, jangan pernah meragukan diri sendiri. Setiap langkah kecil yang kita ambil dan setiap usaha yang kita lakukan membawa kita lebih dekat pada kesuksesan. Seperti Dr. Hery Susanto, mulailah dari hal-hal kecil, belajarlah dengan gigih, dan teruslah bergerak maju tanpa kenal lelah.

Matematika, seperti halnya bidang lainnya, memang memerlukan kesabaran dan ketekunan. Namun, jangan pernah menyerah di tengah jalan. Jadikan setiap tantangan sebagai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Ingatlah bahwa setiap kesalahan adalah bagian dari proses belajar, dan setiap usaha adalah langkah maju menuju keberhasilan.

Dalam kehidupan, kita akan dihadapkan pada berbagai kompetisi dan tantangan. Namun, seperti Dr. Hery Susanto mengajarkan, jangan pernah takut untuk berkompetisi. Kompetisi akan membawa kita mengenal lebih dalam potensi diri dan mendorong kita untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Selain itu, mari kita juga mengingat pentingnya kolaborasi dan komunikasi. Dalam perjalanan mencapai impian, tidak ada yang berdiri sendiri. Bersama dengan rekan guru pembina OSN dan dosen, serta dukungan dari teman-teman sebaya, kita akan mampu mengatasi setiap tantangan dengan lebih mudah.

Akhirnya, ingatlah bahwa perjalanan mencapai prestasi dan keberhasilan bukanlah tujuan akhir, tetapi proses yang terus berlanjut. Setiap langkah perjalanan merupakan kesempatan untuk belajar, tumbuh, dan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Jadi, mari kita teruslah bercita-cita tinggi, mengasah kemampuan, dan menggali potensi diri. Dalam diri setiap individu, terdapat kekuatan yang luar biasa untuk meraih prestasi gemilang. Jadilah pribadi yang berani, ulet, dan selalu mencoba yang terbaik dalam setiap kesempatan.

Terinspirasi dari perjalanan hebat Dr. Hery Susanto,M.Si mari kita bergandengan tangan, bersama-sama menciptakan masa depan yang gemilang dengan semangat cinta terhadap matematika dan pengetahuan. Setiap perubahan dimulai dari diri kita sendiri dan saatnya adalah sekarang.

Jangan Pernah Berhenti Mencoba dan Menggerakkan Sebelum Waktu Habis

"Dr. Hery Susanto,M.Si " 

 

Selasa, 27 Juni 2023

Upgrade dan Update Mindset, Skillset, dan Toolset: Kunci Peningkatan Kompetensi yang Interaktif

Syaiful Rahman, S.Pd., M.Pd.
Ketua MGMP Matematika SMA Jember

Di era digital yang terus berkembang, peningkatan kompetensi menjadi kunci untuk tetap relevan dan sukses dalam dunia pendidikan. Bagaimana caranya? Jawabannya adalah dengan melakukan "upgrade dan update" pada tiga hal penting: mindset, skillset, dan toolset. Mari kita jelajahi bagaimana meningkatkan kompetensi secara interaktif dan menarik melalui tiga aspek ini melalui forum MGMP.

Pertama , Mindset : Mindset adalah kerangka pikiran dan keyakinan yang membentuk cara kita berpikir dan bertindak. Untuk meningkatkan kompetensi, penting untuk memiliki mindset yang adaptif dan berorientasi pada pembelajaran. Komunitas pendidikan dapat menjadi tempat yang ideal untuk memperbarui mindset. Dalam komunitas ini, berinteraksi dengan sesama guru yang memiliki pengalaman dan perspektif yang berbeda dapat membuka pikiran kita terhadap pendekatan baru dalam pembelajaran. Diskusi, refleksi, dan pembaruan ide-ide yang didapatkan melalui komunitas dapat menginspirasi perubahan positif dalam cara kita melihat pendidikan dan memahami konsep-konsep pembelajaran.

Kedua, Skillset : Peningkatan kompetensi juga membutuhkan pengembangan skillset yang relevan. Di era digital ini, teknologi pendidikan, alat pembelajaran dan pedekatan pembelajaran terus tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, guru perlu mengembangkan keterampilan digital, seperti penggunaan aplikasi dan platform pembelajaran online, analisis data, dan desain pembelajaran berbasis teknologi dan penguasaan pendekatan pembelajaran tentunya yang relevan dengan kebutuhan peserta didik sesuai jamannya. Komunitas MGMP dapat menjadi tempat untuk belajar dan berbagi pengetahuan tentang perkembangan teknologi terbaru serta strategi pembelajaran yang inovatif. Melalui workshop, pelatihan, atau sesi berbagi praktik baik, guru dapat meningkatkan skillset mereka secara interaktif dan menarik

Ketiga,Toolset : Peningkatan kompetensi juga melibatkan penggunaan alat, media dan sumber daya yang tepat. Di era digital, terdapat beragam alat, media dan teknologi yang dapat mendukung pembelajaran yang lebih efektif, efisien dan menarik. Komunitas MGMP dapat membantu guru dalam mempelajari dan menguasai berbagai alat pembelajaran, seperti perangkat lunak (software ) pembelajaran, aplikasi mobile, atau perangkat keras yang berguna dalam pembelajaran. Melalui pertukaran pengalaman dan saran dari sesama guru, guru dapat memilih dan menguasai alat yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Penggunaan tools sebagai media pembelajaran baik berbasis online atau offline yang tepat akan memperkaya pengalaman belajar peserta didik dan membuka peluang baru untuk kreativitas dalam pembelajaran.

Dalam perjalanan meningkatkan kompetensi kita sebagai pendidik, penting untuk membangun relasi dan berinteraksi dengan komunitas pendidikan yang dinamis. Komunitas MGMP adalah wadah kita dapat saling mendukung, bertukar ide, dan berkolaborasi dalam meningkatkan kompetensi bersama. Kita dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih interaktif dan menarik, serta mempersiapkan generasi mendatang untuk masa depan yang semakin kompleks.

Jadi, mari bergabung dalam komunitas MGMP dan mulailah proses "upgrade dan update" untuk memperbarui mindset, skillset, dan toolset kita. Dengan semangat belajar yang tinggi dan kolaborasi yang erat, kita akan mencapai tingkat kompetensi yang lebih tinggi dan mendorong perubahan positif dalam dunia pendidikan.

Senin, 29 Mei 2023

Salah Kaprah Penggunaan Tunjangan Profesi Guru (TPG): Pentingnya Fokus pada Peningkatan Kompetensi ( Part 2)

Drs. Ponadi, M.Si.
Korwas SMA SMK PKLK Cabdin Pendidikan Prov. Jawa Timur Wil. Kab Jember

Tunjangan Profesi Guru (TPG) telah menjadi salah satu bentuk penghargaan yang diberikan kepada guru dengan sertifikat pendidik. TPG seharusnya menjadi sumber daya yang berharga bagi guru untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas pengajaran. Namun, dalam prakteknya, terdapat kecenderungan yang memprihatinkan dalam penggunaan TPG, yaitu salah kaprah dalam pemanfaatan dana tersebut.
Salah satu masalah yang sering terjadi adalah penggunaan TPG untuk keperluan konsumtif yang tidak terkait dengan peningkatan kompetensi guru. Sebagian guru menggunakan dana TPG untuk keperluan pribadi yang bersifat konsumtif, seperti berbelanja barang-barang mewah atau liburan yang mahal. Hal ini menyebabkan potensi pengembangan profesional guru menjadi terabaikan, yang pada gilirannya dapat berdampak negatif pada mutu pendidikan yang disampaikan kepada siswa.

TPG seharusnya menjadi sumber daya yang digunakan secara bijak dan bertanggung jawab dalam meningkatkan kompetensi guru. Guru perlu memahami bahwa TPG bukanlah sekadar tunjangan tambahan, melainkan merupakan bentuk pengakuan terhadap profesionalitas dan kualitas mereka sebagai pendidik. Oleh karena itu, penggunaan TPG sebaiknya difokuskan pada upaya peningkatan diri dalam bidang pendidikan, seperti mengikuti pelatihan, seminar, atau kursus yang relevan.

Peningkatan kompetensi guru melalui pemanfaatan TPG juga dapat melibatkan pengadaan sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran. Misalnya, guru dapat menggunakan dana TPG untuk membeli buku, perangkat teknologi, atau media pembelajaran interaktif yang dapat meningkatkan pengalaman belajar siswa. Namun, perlu diingat bahwa pemenuhan sarana dan prasarana sebaiknya tetap berkaitan dengan peningkatan kompetensi dan kualitas pengajaran.

Dalam menghadapi salah kaprah penggunaan TPG, diperlukan peran aktif dari berbagai pihak, terutama guru sendiri, institusi pendidikan, dan pemerintah. Guru perlu memiliki kesadaran yang tinggi tentang tanggung jawab profesional mereka dan pentingnya fokus pada pengembangan kompetensi. Institusi pendidikan harus memberikan bimbingan dan pendampingan kepada guru dalam pengelolaan dana TPG serta memberikan edukasi tentang penggunaan yang bijak. Pemerintah, melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), perlu memperkuat pengawasan dan evaluasi terhadap pemanfaatan TPG agar sesuai dengan tujuan awalnya.

Dalam mengatasi salah kaprah penggunaan TPG, perlu diperhatikan juga aspek transparansi dan akuntabilitas. Semua penggunaan dana TPG harus terdokumentasi dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan secara jelas. Hal ini akan mendorong efisiensi dan efektivitas penggunaan TPG serta memberikan kepastian bahwa dana tersebut benar-benar digunakan untuk tujuan peningkatan kompetensi guru.

Dengan memanfaatkan TPG untuk berlangganan Platform digital pembelajaran, guru memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kompetensi mereka dalam mengajar keterampilan abad 21. Mereka dapat mengikuti pelatihan online, mengikuti forum diskusi, atau bahkan mengakses kelas virtual dengan narasumber yang ahli di bidangnya. Dengan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka, guru dapat memberikan pengajaran yang lebih berkualitas dan relevan dengan kebutuhan siswa dalam menghadapi tantangan di era Society 5.0.

Melalui pemahaman yang tepat mengenai pentingnya TPG dan pemanfaatannya, diharapkan guru dapat terus mengembangkan diri dan memenuhi tuntutan pendidikan yang terus berkembang. Dengan adanya guru yang profesional dan berkualitas, tercipta lingkungan pendidikan yang baik, yang pada akhirnya memberikan dampak positif bagi generasi muda Indonesia.

Pemanfaatan TPG untuk Memaksimalkan Merdeka Belajar: Platform Merdeka Mengajar, Wujudkan Keterampilan Abad 21 di Era Society 5.0 (Part 1 )

Drs. Ponadi, M.Si.
Korwas SMA SMK PKLK Cabdin Pendidikan Prov. Jawa Timur Wil. Kab Jember

Apakah Anda pernah berpikir tentang peran penting seorang guru dalam membentuk masa depan generasi muda? Guru tidak hanya berdiri di depan kelas memberikan pelajaran, tetapi mereka juga bertanggung jawab atas perkembangan karakter siswa dan nilai-nilai moral yang penting. Untuk menghargai dan mendorong profesionalisme guru, Tunjangan Profesi Guru (TPG) hadir sebagai bentuk apresiasi. TPG tidak hanya memberikan manfaat bagi kehidupan sehari-hari guru, tetapi juga berperan dalam mengembangkan profesinya secara lebih baik.

Pertama, TPG membantu meningkatkan kesejahteraan guru. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) berupaya memperbaiki layanan penyaluran TPG agar dapat lebih baik lagi. Ini merupakan langkah yang sejalan dengan pemahaman bahwa guru memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional di bidang pendidikan. Melalui pemberian TPG yang memadai, guru dapat merasakan peningkatan kesejahteraan mereka, sehingga dapat fokus dalam memberikan pendidikan berkualitas kepada siswa.

TPG juga didasarkan pada amanat undang-undang yang mengatur tentang guru. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menjamin penghasilan guru di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial. Dalam hal ini, TPG merupakan bentuk pengakuan terhadap peran penting guru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini memberikan guru kepastian akan penghasilan yang layak dan stabilitas ekonomi yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan tugas mulianya sebagai pendidik.

Selain meningkatkan kesejahteraan, TPG juga memberikan kesempatan kepada guru untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan lebih baik. Namun, pemanfaatan TPG tidak hanya terbatas pada kebutuhan konsumtif semata, tetapi juga dapat digunakan untuk pengembangan profesional. Guru dapat menggunakan dana TPG untuk membeli peralatan pembelajaran seperti laptop, komputer, atau LCD yang mendukung pengajaran yang lebih interaktif. Selain itu, mereka juga dapat memperkaya media pembelajaran yang digunakan di kelas agar sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan siswa.

Salah satu platform yang mendukung konsep "merdeka belajar" dan peningkatan keterampilan abad 21 adalah Platform Merdeka Mengajar. Platform ini memberikan akses ke berbagai sumber daya pendidikan yang dapat digunakan oleh guru peningkatan konpetensinya . selain itu Platform Merdeka Mengajar dibangun untuk menunjang Implementasi Kurikulum Merdeka agar dapat membantu guru dalam mendapatkan referensi, inspirasi, dan pemahaman tentang Kurikulum Merdeka. Platform ini juga disediakan untuk menjadi teman penggerak bagi guru dan kepala sekolah dalam mengajar, belajar, dan berkarya.

Ada juga platform digital online yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran contohnya kahoot, padlet, nearpod, flipgrid dan masih banyak lainnya sebagai media memudahkan dalam layanan pembelajaran yang menarik dan interaktif.

Contohnya, guru matematika dapat memanfaatkan platform ini untuk mengajarkan konsep matematika dengan pendekatan yang lebih interaktif dan kontekstual. Mereka dapat menggunakan aplikasi dan perangkat lunak yang disediakan oleh platform untuk memvisualisasikan konsep-konsep matematika yang kompleks, menjelaskan hubungan antara matematika dengan situasi kehidupan sehari-hari, serta memberikan tantangan dan masalah yang mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif.

Selain itu, guru bahasa dapat menggunakan platform ini untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan menulis siswa. Mereka dapat memanfaatkan materi-materi yang disediakan, seperti artikel, cerita, atau video inspiratif, untuk memperluas wawasan siswa, meningkatkan kemampuan mereka dalam merangkai kata, dan mendorong mereka untuk menyampaikan pendapat dengan jelas dan persuasif.

Dalam mata pelajaran sains, guru dapat menggunakan platform ini untuk melakukan eksperimen virtual, memvisualisasikan fenomena alam, atau menyajikan studi kasus yang relevan dengan isu-isu lingkungan atau kesehatan. Hal ini tidak hanya membantu siswa memahami konsep sains secara lebih baik, tetapi juga mendorong mereka untuk berpikir analitis, mengembangkan rasa ingin tahu, dan mempertimbangkan implikasi sosial dari pengetahuan sains.

Dengan memanfaatkan TPG untuk berlangganan Platform Merdeka Mengajar, guru memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kompetensi mereka dalam mengajar keterampilan abad 21. Mereka dapat mengikuti pelatihan online, mengikuti forum diskusi, atau bahkan mengakses kelas virtual dengan narasumber yang ahli di bidangnya. Dengan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka, guru dapat memberikan pengajaran yang lebih berkualitas dan relevan dengan kebutuhan siswa dalam menghadapi tantangan di era Society 5.0.

Melalui pemahaman yang tepat mengenai pentingnya TPG dan pemanfaatannya, diharapkan guru dapat terus mengembangkan diri dan memenuhi tuntutan pendidikan yang terus berkembang. Dengan adanya guru yang profesional dan berkualitas, tercipta lingkungan pendidikan yang baik, yang pada akhirnya memberikan dampak positif bagi generasi muda Indonesia.

Rabu, 24 Mei 2023

Pembelajaran Berdiferensiasi oleh Guru dan Siswa: Membangun Kehadiran dan Kesuksesan Belajar yang Inklusif

Drs. Ponadi, M.Si.
(Korwas SMA,SMK,PKPLK Cabdin Pendidikan Wilayah Kab. Jember)

Dalam dunia pe.ndidikan yang beragam, setiap siswa memiliki kebutuhan dan kecepatan belajar yang berbeda. Tantangan bagi guru adalah memastikan bahwa semua siswa merasa terlibat, didukung, dan mencapai kesuksesan belajar. Inilah mengapa pendekatan pembelajaran berdiferensiasi menjadi penting dalam konteks pendidikan masa kini.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah suatu pendekatan di mana guru dan siswa bekerja sama untuk menciptakan pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan individu masing-masing siswa. Ini melibatkan pemberian instruksi, materi, dan sumber daya yang berbeda kepada siswa berdasarkan gaya belajar, minat, tingkat pemahaman, dan tingkat kemampuan mereka.

Guru sebagai Fasilitator Pembelajaran Berdiferensiasi:

Sebagai fasilitator pembelajaran berdiferensiasi, guru memiliki peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan belajar yang beragam dari setiap siswa di dalam kelas. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh guru dalam pendekatan pembelajaran berdiferensiasi:

  1. Mengidentifikasi Kebutuhan dan Karakteristik Siswa: Guru perlu mengenal siswa secara individual, baik dari segi gaya belajar, kecepatan belajar, minat, maupun tingkat pemahaman mereka. Dengan pemahaman yang mendalam tentang siswa, guru dapat menyesuaikan instruksi dan menyediakan sumber daya yang sesuai.
  2. Fleksibilitas dalam Instruksi: Guru dapat menyajikan materi dengan berbagai cara, menggunakan berbagai metode pengajaran, seperti ceramah, diskusi, demonstrasi, atau pembelajaran berbasis proyek. Hal ini memungkinkan siswa dengan gaya belajar yang berbeda untuk tetap terlibat dan memahami materi dengan lebih baik.
  3. Menyediakan Sumber Daya dan Materi yang Bervariasi: Guru dapat menyediakan beragam sumber daya, seperti bahan bacaan, video, atau perangkat lunak pembelajaran interaktif, yang dapat diakses oleh siswa sesuai dengan minat dan tingkat pemahaman mereka.
  4. Pembagian Kelompok Kerja: Guru dapat membentuk kelompok kerja berdasarkan kemampuan atau minat siswa. Hal ini memungkinkan siswa untuk saling mendukung dan bekerja dalam kelompok yang sesuai dengan tingkat kemampuan mereka, sehingga mereka dapat belajar dengan teman sebaya yang sejajar.
  5. Menyediakan Umpan Balik Individual: Guru perlu memberikan umpan balik yang spesifik dan konstruktif kepada setiap siswa. Umpan balik ini dapat membantu siswa untuk memperbaiki pemahaman mereka dan memperoleh kesempatan untuk berkembang secara individual.

Siswa sebagai Mitra dalam Pembelajaran Berdiferensiasi:

Pembelajaran berdiferensiasi juga membutuhkan partisipasi aktif dari siswa dalam mengelola dan mendorong keberhasilan pembelajaran mereka. Berikut adalah beberapa peran siswa dalam pendekatan pembelajaran berdiferensiasi:

  1. Mengenal Gaya Belajar Sendiri: Siswa perlu menyadari gaya belajar mereka sendiri, apakah mereka lebih suka belajar dengan mendengarkan, melihat, atau melakukan. Dengan pemahaman tentang gaya belajar mereka, siswa dapat berkomunikasi dengan guru mengenai preferensi mereka.
  2. Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi: Siswa perlu mengajukan pertanyaan jika ada hal yang tidak mereka pahami. Mereka juga perlu berkomunikasi dengan guru untuk memperjelas instruksi atau meminta bantuan jika diperlukan.
  3. Mempelajari Keterampilan Pemecahan Masalah ( Problem Solving): Siswa dapat belajar dan mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dengan mencoba strategi belajar yang berbeda. Mereka dapat menggunakan sumber daya yang tersedia, berdiskusi dengan teman sekelas, atau mencari tahu cara belajar yang efektif bagi mereka.
  4. Kolaborasi dan Dukungan Antarsiswa: Siswa dapat bekerja sama dengan teman sekelas dalam tugas kelompok atau proyek. Mereka dapat saling mendukung dan berbagi pengetahuan serta pengalaman mereka, sehingga menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif.
  5. Mengevaluasi dan Merencanakan Diri Sendiri: Siswa dapat merencanakan dan mengatur waktu belajar mereka sendiri. Mereka dapat mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, menetapkan tujuan belajar, dan melacak kemajuan mereka secara berkala.

Dalam pembelajaran berdiferensiasi, peran guru dan siswa saling melengkapi untuk menciptakan pengalaman belajar yang inklusif dan berhasil. Guru memberikan arahan, mendukung, dan menyesuaikan instruksi, sementara siswa menjadi aktor dalam proses pembelajaran mereka sendiri. Dengan kerja sama yang baik antara guru dan siswa, setiap siswa dapat merasa dihargai, terlibat, dan mampu mencapai kesuksesan belajar sesuai dengan potensinya.